Chapter 22

138 25 9
                                    

***

***

***

Apa itu hormat? Aku bertanya karena aku tidak tahu.

***

***

***

"Jadi maksud kalian, kepala sekolah kalian keturunan setengah Vampir dan penyihir?"

"Itu hanya rumor, tidak sepenuhnya salah juga," ujar Yoongi datar ke Namjoon.

Sore ini kelima calon Pilar kembali lagi mengunjungi si pendatang dari Bawah yang tersesat. Selain mengabari bagaimana kelanjutan dari inisiatif kepala sekolah yang meminta Master Hong untuk mencari Kolibri yang membawa Namjoon, mereka menjawabi pertanyaan Namjoon tentang dunia para penyihir ini -lebih tepatnya barter informasi, mereka juga bertanya banyak tentang dunia Bawah, terutama Jungkook dan Taehyung.

Penjelasan-penjelasan dari peta kedua bumi yang sangat berbeda, dan budaya mereka yang memang ada campur tangan peradaban barat, atau di sini mereka menyebutnya dengan bangsa penyihir tak beradab. Seperti yang diberitakan bertahun-tahun yang lalu, katanya keberadaan bangsa penyihir itu tiba-tiba menghilang dan tak terdengar lagi setelah perseteruan antara bangsa timur dan barat, selatan dan utara. Sehingga bangsa penyihir yang ada di hadapan Namjoon lah yang sekarang menjadi pusatnya, begitu pikir para penyihir Atas.

"Atau mungkin keturunan campuran dari penyihir tak beradab juga bisa," celetuk Taehyung setelah sebelumnya mereka menjelaskan panjang lebar bagaimana perawakan bangsa para penyihir yang dimaksud.

Itu sedikit lucu di otak Namjoon, bagaimana sama dan bedanya antara kedua dunia. Sekarang ia paham pernyataan Yoongi kemarin yang menyebut Harry Potter penyihir dengan rupa Vampir.

Pintu kamar dibuka menampakkan Kepala Sekolah Namgil beserta Nyonya Gil yang melangkah masuk sebelum pintu ditutup lagi.

"Kepala Sekolah," gumam Jimin seraya bangkit berdiri, diikuti yang lainnya, bahkan Namjoon ikut turun dari ranjangnya dan membungkuk memberi hormat.

Kakek tua dengan pakaian ungu pudar serba panjang itu mengisyaratkan dengan tangannya agar mereka kembali ke posisi semula. Sekarang Namjoon tahu maksud dari rumor yang mengelilingi orang tua itu, bola matanya yang berwarna biru yang pudar dan terlihat tua tampak sangat mencolok di tengah-tengah orang ber-iris mata hitam maupun coklat gelap seperti kebanyakan orang Asia.

"Perkenalkan aku Namgil kepala sekolah ini, maaf karena tak segera menemuimu," ucapnya dengan lembut.

Namjoon menyahut ringan disertai tawa kecil yang kikuk,

"Tak apa, Tuan. Saya juga baik-baik saja."

"Yaah, kuharap juga begitu," balas penyihir tua itu pelan sebelum mulai berbicara lebih panjang, memberitahu kabar yang mungkin akan terdengar buruk bagi mereka.

"Aku takut sepertinya kepergian Master Hong -guru yang mengajar Hewan Magis- tak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan."

"Apa Master Hong tidak menemukan Kolibri yang membawa Namjoon?" sahut Hoseok bertanya.

"Dia menemukannya, tapi sayang sekali sepertinya Kolibri itu kehabisan energi karena telah membawa dua orang ke Kastil, terlebih lagi burung itu juga masih terlalu muda." Kepala Sekolah menjawab. Ia melanjutkan,

The Seven Pillars (ON HOLD)Where stories live. Discover now