⏤ 𝐔𝐧𝐤𝐧𝐨𝐰𝐧

7.4K 1.2K 247
                                    

BAB VI

"Nomor tidak di kenal?
Siapa??"


















Pukul sepuluh pagi. Jisung yang merasa bosan di hari libur begini, memilih untuk keluar rumah. Setelah dua jam menghabiskan waktu di perpustakaan kota, kini Jisung sudah mendarat di sebuah cafe langganan nya.

NaCandy.

Cafe favorit Jisung sejak masa SMP, karena menurutnya hanya cafe ini lah yang bisa menyajikan eskrim yang nikmat juga lezat.
Setelah duduk beberapa menit di sana, seseorang yang Jisung kenal—tentu saja, menghampiri nya.

"Wahhh lihat siapa yang datang setelah satu minggu menghilang.."
Itu Na Jaemin. Anak pemilik toko, sekaligus teman Jisung. Ah tidak, bukan teman, tapi kakak angkat. Kakak angkat yang merangkap menjadi teman.

"Maaf baru mampir lagi. Aku cukup sibuk di sekolah baru.."
Jawab Jisung, setelah melihat Jaemin duduk di depannya.

Jaemin mengangguk tanda mengerti.
"Jadi, bagaimana sekolah barumu? Apa lebih bagus dari yang dulu? Ku rasa anak jenius sepertimu harus mendapat sekolah yang terakreditasi paling bagus"

"Sekolah cukup bagus. Luas juga. Semua ada. Bahkan memiliki ruang musik yang besar"
Jawab Jisung biasa saja. Membuat alis Jaemin berkerut heran.

"Apaan itu? Kenapa reaksimu biasa saja? Bukankah itu sekolah impianmu? Apa kau tidak nyaman berada di sekolah itu? Ada yang merisakmu???"
Tanya Jaemin berturut turut membuat Jisung menghela napas jengah.

"Aku nyaman berada di sekolah itu. Saaaangat nyaman. Sebelum aku merusak semuanya"

"Hah? Kau merusak properti sekolah?"
Jaemin kebingungan sekarang.

"Bukan hyung. Aku sedang mengalami masa sulit, Karena rasa iba ku pada seseorang"

Alis Jaemin semakin berkerut jelas, pertanda bahwa ia begitu kebingungan sekarang.
"Jelaskan pelan pelan. Hyung tidak mengerti"
Ucap Jaemin dengan nada linglung nya.

Menghela napas pelan, Jisung mulai menjelaskan.
"Di sekolah itu ada psikopat. Aku mengusiknya, dan kini ia balik mengusik ku. Hahhh.. rasanya ingin pindah lagi, tapi itu sekolah impianku"

Tak perduli dengan raut lesu Jisung, Jaemin terperangah tak percaya.
"P-p-psikopat??? Hahahaha yang benar saja"
Sangkal Jaemin dengan tawa hambarnya.

"Terserah hyung mau percaya atau tidak"
Balas Jisung dengan malas.

"Kalau begitu kenapa tidak di laporkan saja?"
Usul Jaemin spontan.

"Dia putra tunggal pemilik sekolah itu. Melaporkannya sama saja cari mati"

Pandangan Jaemin menurun. Otaknya tengah bekerja keras untuk mengingat sekarang.
"Putra tunggal pemilik Sagwa art.......... Zhong Chenleee????!!!"
Jaemin menutup mulutnya saking terkejutnya.
"T-tapi bagaimana bisa?? Dia anak jenius juga kan?? I-itu mustahil.."

Jisung bersidekap dengan malas.
"Ceritanya panjang. Dan aku tak ingin membahasnya."

"Kau bilang dia mengusik mu. Maksudmu ia akan membunuhmu begitu??"
Tanya Jaemin lagi, kali ini dengan ekspresi yang sangat penasaran juga takut.

  ❛ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐌𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐑 ❜Where stories live. Discover now