⏤ 𝐖𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐟𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐟𝐨𝐫 𝐲𝐨𝐮

5.4K 894 195
                                    

BAB XXX

"Ayo berjuang bersama.."

















Penyesalan.

Dari sejuta rasa yang ada, rasa penyesalan lah yang tak pernah ingin Jisung cicipi; lagi.

Sudah cukup ia pernah merasa menyesal karna berperilaku buruk pada ayahnya yang sudah tiada. Jisung tak ingin merasakan itu lagi, sungguh.

Rasa menyesal bukanlah hal yang sepele bagi Jisung. Hati nya takan tenang karena selalu di bayangi oleh sesuatu. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, yang tak pernah bisa Jisung ucapkan. Itu sangat tidak nyaman, sungguh.

Lucas benar, ia belum berjuang. Bahkan ia juga belum memastikan ada apa sebenarnya.

Dan alasan itulah yang membuat Jisung berada di sini, di dalam mobil Chevrolet hitam milik Lucas. Terimakasih juga untuk Lucas karna sudah mengajari Jisung mengendarai mobil.

Jisung tengah menuju suatu tempat. Tempat yang lumayan jauh dari kota. Tempat yang menahan cintanya di sana.

Lagi dan lagi, terimakasih untuk Lucas karena berhasil melacak keberadaan nya.




































"Lusa kau akan berangkat ke Australia. Semuanya sudah di siapkan."

Setelah mengecek dokumen, Raven hendak bergegas keluar ruangan untuk menemui Sungchan. Ia harus melapor isi dokumen yang berada di tangannya itu pada Sungchan.

Chenle yang masih asyik memandang langit biru yang cerah tak menggubris ucapan Raven.

Ia sedang iri pada langit di atasnya. Sangat cerah, tak seperti hidupnya. Sangat suram. Terkadang Chenle juga sangat iri ketika melihat bulan di siang hari. Bulan saja bisa melihat mataharinya. Tapi tidak dengan Chenle. Ia sama sekali tak bisa menemui atau melihat orang yang di rindukannya. Miris.

Saat mendengar derit pintu yang di buka, Chenle menghentikan Raven dengan ucapannya.
"Kenapa kau tidak jujur saja?"

Raven menoleh, lalu kembali menutup pintu. Chenle dan Raven, mereka saling bertatapan di batasi jarak dua meter sekarang.

"Apa maksudmu?"

Chenle tersenyum miring.
"Jangan sangka aku tidak tahu bahwa kau menyukai Sungchan"

Dengan wajah datarnya, Raven menghela napas jengah.
"Tidak usah bicara aneh aneh"

Mendengar itu Chenle mulai berjalan mendekat. Ia ingin menatap Raven dari jarak dekat.

"Kenapa? Apa karna Sungchan menyukai ku, jadi kau lebih memilih bungkam?"

"Chenle!"

Smirk di bibir Chenle semakin jelas. Ia terus mendekati Raven, lalu berbisik di telinganya.
"Bagaimana bisa aku takan tahu, jika perasaanmu sejelas itu, Shotaro hyung??"

Ketika nama aslinya di sebut, tubuh Raven menegang. Itu berarti Chenle benar benar tahu perasaannya yang sebenarnya.

"Sejak kapan? Sejak kapan kau tahu Zhong Chenle?"

Chenle mengendikkan bahu lagi, lalu pergi menjauh.
"Tidak tahu. Kau hanya mudah di baca, kakak tiri?"

Raven meneguk ludahnya susah payah.
"Jangan katakan apapun pada Sungchan.. ku mohon.."

Chenle tertawa sumbang mendengar permohonan yang sama sekali bukan urusannya itu.
"Untuk apa aku memberitahunya sedangkan kau sendiri tetap diam?"

  ❛ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐌𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐑 ❜Where stories live. Discover now