⏤ 𝐃𝐚𝐫𝐞 𝐨𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐞

5.1K 885 155
                                    

BAB XXIII

"Buka baju lawan mu dan—tunggu, APA?!"


























Perasaan Jisung belum juga membaik. Lucas—suami Renjun yang melihatnya jadi sedikit merasa kasihan. Jisung ke rumahnya untuk menghabiskan liburan dengan suka cita. Tapi karena mimpi yang seperti nyata itu merusak semuanya.

"Kau masih memikirkan nya Ji?"

Lucas mendekati Jisung yang terduduk melamun di teras rumah. Renjun dan Chenle masih di kebun dan belum pulang.
Mungkin itu sebabnya Jisung terus melamun sendirian.

Karena Lucas sedang libur kerja, menghibur adiknya itu sepertinya bukan masalah berat.

Jisung tersadar kala mendapati suami Renjun yang duduk di sampingnya.

"Hyung libur?"

"Hm. Hanya untuk sehari. Renjun ingin jalan jalan ke pantai katanya"

Jisung menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Ck kau belum menjawab pertanyaan ku Ji.."

Jisung tertawa canggung.
"Ah maaf, pikiran ku sedang buyar tadi. Yeah... Aku memang masih memikirkannya. Bagaimana jika saat setelah pulang dari sini, semua keburukan akan terjadi? Sanggupkah aku melawannya? Sanggupkah aku menghadapi nya?"

Lucas menghela napas pelan. Lalu ia menepuk bahu Jisung pelan.
"Pikirkan itu nanti. Sekarang bersenang senanglah bersama Chenle. Kau datang kesini untuk berlibur kan? Jadi jangan terlalu di pikirkan. Jalani saja apa yang terjadi sekarang. Jangan sampai kau buat Chenle ikut murung juga. Kau mengerti?"

Benar. Kenapa Jisung harus memikirkan kejadian yang belum tentu terjadi? Kenapa mimpi yang hanya sebuah kilasan fana itu bisa mengguncang Jisung sampai seperti ini?

Tidak! Jisung tidak boleh lemah hanya karena sekedar mimpi. Benar kata iparnya itu. Jalani saja apa yang harus di jalani sekarang.

"Hyung benar. Seharusnya aku tidak memikirkan itu sekarang.."

Lucas mengangguk bangga. Ia seperti memiliki seorang putra yang tengah di lema karna jatuh cinta sekarang.

"Daripada memikirkan hal yang tidak berguna, lebih baik kau memainkan kartu ini dengan Chenle. Yeah.. hitung hitung membunuh rasa bosan begitu.."

Jisung menerima satu pack wadah berisi kartu. Bentuknya seperti kartu remi, tapi itu bukan kartu remi. Di bagian luar bungkusnya terdapat tulisan latin bertuliskan, Dare or dare.

Meski tak mengerti tapi Jisung tetap menerima nya.

"Mainkan itu saat malam hari jika kalian ingin begadang. Itu game terbaik yang pernah aku ciptakan"

"Hyung yang menciptakan ini?"

Lucas mengangguk dengan bangga.

Melihat itu Jisung hanya mengangkat bahu acuh. Yeah mungkin malam ini ia akan bermain kartu itu dengan Chenle.

Lucas tersenyum misterius saat melihat Jisung memasukan pack itu ke dalam sakunya.































Jisung baru saja keluar dari kamar mandi. Sembari mengeringkan rambutnya yang basah, Jisung menyusul Chenle yang sudah lebih dulu berada di atas tempat tidur.

"Kau mendapatkan kartu ini darimana?"

Chenle bertanya sembari mengangkat pack remi yang di berikan iparnya tadi sore.

"Dari Lucas hyung. Memangnya kenapa?"

Chenle menggeleng mendengar pertanyaan Jisung. Senyum misterius yang sangat mencurigakan muncul di bibirnya. Itu seperti senyum senang yang tertahan?

"Aku ingin main kartu ini sekarang"

Jisung mendengus pelan.
"Besok saja. Aku mengantuk. Memangnya kamu tidak lelah seharian di kebun bersama Renjun hyung?"

"Aku memang lelah, tapi aku sangat ingin memainkan kartu ini sekarang"

Alis Jisung berkerut curiga. Kenapa Chenle sangat ingin memainkan kartu itu sekarang?

"Baiklah hanya tiga kali main ya?"

Chenle mengangguk senang. Ia lalu mengocok kartu remi di tangannya lalu segera meletakkan nya di tengah.
"Karna ini dare or dare, jadi kita hanya perlu suit. Ayo suit"

Jisung mengangguk lalu mulai mempersiapkan diri. Saat Chenle sudah memberikan aba aba, Jisung segera mengeluarkan batu. Dan yang di keluarkan Chenle adalah gunting.

Itu berarti Chenle kalah.

"Kau ambil duluan"
Ucap Chenle dengan senyum misterius.

Jisung menurut lalu mengambil satu kartu remi. Dengan segera ia membaca apa isi tantangan dari kartu itu.

"Buka baju lawan mu dan—tunggu, APA?!"

Jisung mengerjapkan matanya beberapa kali karena terkejut. Bagaimana tidak? Kenapa isi tantangan nya begitu??

Sedangkan Chenle yang melihatnya tersenyum lebar. Permainan nya akan seru sekarang.

"Kenapa tidak di lanjutkan?? Apa isi tantangan nya??"
Tanya Chenle dengan menggoda.

Jisung menatap Chenle dengan wajah yang sudah semerah tomat. Sungguh ia tidak tahu kalau isi tantangan nya seperti itu. Pantas saja Chenle sangat ingin memainkannya sekarang.

Jisung segera membuang kartu itu dan mengambil kartu yang lain.
"Jangan itu. Aku minta ganti"

Tapi sayangnya, saat Jisung mengambil kartu baru isinya malah lebih parah. Jisung mengambil lagi terus menerus sampai kartu habis. Jisung sudah mengecek semuanya, dan ternyata itu bukan kartu biasa.

Itu kartu untuk pasangan yang sudah menikah.

Tapi kenapa pula iparnya itu memberikan itu padanya??????

Jisung segera mengemasi kartu itu dan mengembalikannya ke tempat semula.
"Jangan main ini. Lebih baik kita tidur"

Jisung melempar kartu itu ke sembarang arah, lalu berniat untuk tidur. Tapi Chenle menahannya.

"Tapi aku ingin main itu Ji.."

"Tidak bisa. Akan aku bakar itu besok pagi."

Setelah mengatakan itu, Jisung segera menarik Chenle dalam pelukannya. Jisung memeluk Chenle dari belakang. Menjaganya agar tidak melawan.

"Tapi Ji—"

"Tidur"

Chenle tersenyum kecil. Padahal ia sudah berekspektasi tinggi, tapi ya sudahlah.

Sedangkan Jisung sendiri terpejam menahan segala rasa. Kesal, malu, dan entahlah. Semuanya jadi satu.

Sialan. Awas saja kau Lucas hyung..



Jika di pikir lagi, apa salah Lucas? Diakan hanya ingin adik iparnya itu melupakan masalah sejenak lalu bersenang senang.

Tapi sayangnya bersenang senang nya Jisung dan Lucas berbeda.

Status dengan pasangan pun berbeda. Seharusnya Lucas memperhatikan itu.
Jika Chenle dan Jisung sudah sah seperti Lucas dan Renjun, mungkin wajar saja Lucas memberikan kartu itu.

Tapi...

Ah sudahlah.














To be continued

Besok double update ya..

Biar gak lupa alurnya hehe..

See you😚

  ❛ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐌𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐑 ❜Where stories live. Discover now