⏤ 𝐈'𝐥𝐥 𝐛𝐞 𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐟𝐨𝐫 𝐲𝐨𝐮

7.2K 1.2K 123
                                    

BAB XII

"Mulai sekarang, kamu bisa
Berpegangan padaku.."



















"Tolong jangan bunuh aku.. ku mohon.."

Tiga orang pria dewasa tengah berkumpul di suatu ruangan yang gelap. Hanya ada satu lubang cahaya di tengah ruangan itu. Menyorot langsung ke arah seorang pria yang terikat di sebuah kursi. Tubuh pria itu di penuhi oleh bercak darah. Sangat kentara bahwa ia baru saja di siksa.

Sementara dua orang lainnya bersembunyi di dalam sisa kegelapan ruangan itu.

"Kau sudah menghubungi Chenle?"

"Sudah. Tapi dia tak menjawab panggilan ataupun membalas pesanku"

Salah satu pria itu tersenyum miring.
"Dia tengah bersenang senang rupanya"

"Apa kita jemput saja di rumahnya?"

"Tidak perlu. Dia akan datang setelah bosan dengan mainannya"

Setelah mengatakan itu, pria yang baru saja tersenyum miring itu pergi ke tengah ruangan. Menarik rambut pria yang terikat di kursi dengan kuat.

"Orang yang ingin membunuhmu sedang sibuk sekarang. Mau bermain dulu denganku??"

"Apa? Ha? Tidak! Jangan! Ku mohon lepaskan aku!!!"

PLAK!!

"Brengsek! Setelah mengganggu Chenle ku, kau minta di lepaskan??!! Sialan! Keparat kau!!! MATI SAJA DI TANGANKU!!!"

"TIDAK!!!!!!































Pukul enam pagi.

Jisung terusik kala alarm dari ponselnya berdering. Dengan indra peraba nya, Jisung berusaha meraih ponselnya lalu mematikan alarm agar berhenti menganggu.

Alarm berhenti. Jisung menghela napas lemas karena masih mengantuk. Perlahan ia membuka kelopak matanya. Ia akan mengumpulkan nyawanya kembali sebelum menghadapi dunia yang penuh dengan drama.

Biasanya, saat Jisung membuka mata, tatapannya bisa langsung tertuju pada almari pakaian nya atau langit langit kamarnya. Tapi pagi itu berbeda.

Hal yang pertama kali Jisung lihat hari itu adalah wajah seorang bayi yang tengah tertidur dengan tenang.

Jisung tersenyum. Perlahan, ia menyentuh pipi yang mulus dan putih itu dengan hati hati karena tak berniat membangun kan.

"Kenapa saat tidur kau jadi menggemaskan begini??"
Gumam Jisung setelah berhasil menyentuh pipi bayi besar itu meski sedikit.

Senyuman Jisung belum luntur sampai saat itu. Ia lalu bangkit duduk, untuk melihat bayi itu dari atas. Dan senyuman Jisung semakin melebar.

"Kau lucu sekali"

Jisung menyentuh pipi bayi itu yang tak lain adalah Chenle yang tengah tertidur untuk sekali lagi. Tapi kali ini reaksi Jisung berbeda. Senyuman nya luntur di gantikan dengan raut khawatir.

Dengan cepat Jisung memeriksa hangat tubuh Chenle di dahi. Lalu setelahnya Jisung cukup terkejut akan hasilnya.

"Chenle.. kau demam.."

Tubuh Chenle menghangat-tidak, ini lebih seperti habis terebus. Dahi Chenle sangat panas. Lebih panas dari panas Jisung kemarin. Saat Jisung menyentuh lehernya, keadaan tak jauh berbeda.

  ❛ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐌𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐑 ❜Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin