⏤ 𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞....

6.1K 1.1K 190
                                    

Voment nya jangan kendor ya
Ayangiee^^


BAB XVIII

"Please.. don't leave me.."























Lembab juga remang. Ruangan itu terlihat sedikit kumuh. Di dalamnya ada sekitar sepuluh orang tengah berkumpul.

Termasuk Chenle, Sungchan, juga Raven.

Chenle berdiri di depan semua orang. Wajah pucat nan tirus nya nampak sangat mengenaskan. Belati kecil nan tajam yang selalu ia pakai untuk menyiksa orang, berada di dalam genggamannya.

"Kurasa tak ada hal penting yang mendesak. Kenapa kau mengumpulkan kami?"
Raven bersuara setelah sekian lama hening mendera.

"Aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian"
Jawab Chenle dengan lemah. Siksaan di hatinya telah merenggut semua tenaga nya.

"Apa itu?"
Tanya Raven lagi.

Perlahan Chenle mengulurkan tangannya, lalu membuka telapak tangannya lebar lebar. Dan tanpa Raven, Sungchan maupun yang lain duga, Chenle langsung menggores kan belatinya pada telapak tangannya.

Tentu saja semua orang terkejut.

"CHENLE!"
Raven berteriak panik bercampur marah.

Prak!!

Belati itu terjatuh dari tangan Chenle, seiring darah yang mulai mengalir menetes ke lantai yang lembab itu. Perlahan, Chenle mengangkat wajahnya. Menatap semua orang yang ada di sana dengan tatapan sinis.

"KAU SUDAH GILA? APA YANG KAU LAKUKAN?!"
Raven berteriak dengan kencangnya.

Chenle tertawa sumbang.
"Haha.. ya, aku sudah gila. Sampai rasanya ingin mati saja."

"KAU—"

"Aku berhenti. Itu yang ingin aku katakan"

"YA ZHONG CHENLE!!"

Tidak, Raven tidak khawatir pada Chenle yang terluka. Ia juga masa bodoh akan rasa sakitnya. Yang Raven perdulikan hanya arti dari sayatan itu.

Kelompok itu punya aturan. Salah satunya tentang pengunduran diri dari kelompok. Jika ingin mengundurkan diri, seseorang itu harus menyayat telapak tangan kanannya, menggunakan benda yang selalu di bawanya. Lalu, Seseorang itu memang terbebas, tapi ancaman mati semakin lebih tajam. Keluar dari kelompok, itu berarti bukan tanggung jawab mereka lagi. Mereka tak perlu melindungi seseorang yang sudah bukan anggotanya. Mereka akan lepas tangan jika musuh membalas dendam.

Itu yang Raven perdulikan.

"Jangan bercanda! Kau tahu apa konsekuensinya Zhong Chenle!"

Mendengar teriakan Raven, Chenle tersenyum miring.
"Aku tak perduli"
Setelah mengatakan itu Chenle berniat pergi. Tapi suara bariton Sungchan berhasil membuatnya berhenti melangkah.

"Apa kau yakin kau bisa berhenti? Sifat, tidak bisa berubah atau berhenti begitu saja. Apa kau yakin?"

Sungchan mengepalkan tangannya saat Chenle tak kunjung berbalik atau menjawab pertanyaannya. Ketika Chenle hendak melangkah lagi, Sungchan tidak tinggal diam.

"Apa ini karena Park Jisung? Haha.. apa yang kau harapkan dari pengecut itu? Lihat? Kau sudah di buang oleh nya sekarang. Sebenarnya kau mengejar apa dari nya??"

Sungchan tersenyum miring karena ia berhasil membuat Chenle membalikan badan. Tapi senyum itu hilang saat mendengar jawaban dari Chenle.

"Aku akan memperjuangkan nya. Jisung bahagiaku sekarang. Aku takan melepaskan nya dengan mudah. Hanya dia, yang mampu menyangga ku"

  ❛ 𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐌𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐑 ❜Donde viven las historias. Descúbrelo ahora