33. Hari Sebelum Keberangkatan

420 78 0
                                    

h-2 sebelum aku berangkat ke belanda.

aku mengecek kembali semua barang bawaanku di dalam koper. memastikan bahwa semua barang sudah semua ku masukan.

ayah dan ibu tak ikut ke belanda karena pekerjaan ayah. dan kini, kak putra yang tinggal bersama dengan mereka di bandung. aku dan kak adit pergi ke belanda.

hari ini, aku akan bertemu dengan aulia, riska, agam, dika, dan raka. sebagai perpisahan juga. karena pastinya setelah aku berada di belanda, kami akan sulit untuk bertemu.

setelah mendapat pesan dari dika kalau mereka sudah di depan rumah, aku langsung pamit pada ayah dan ibu.

aku tersenyum ketir saat mereka sudah berjajar di depan rumahku dengan kendarannya. dulu, biasanya ada bumi yang sering memarkirkan motornya di depan rumah. tapi sekarang, motornya saja sudah tak pernah kulihat setelah kepergiannya.

ayah ramdan sempat bilang, kalau motor bumi sempat hancur akibat kejadian yang sukses merenggut nyawa nya. tapi katanya, motor itu kembali di benarkan, namun tak pernah di pakai lagi, karena sang pemilik yang tidak ada.

"hayu buru, ca!" seru riska, di boncengan agam.

senyumku merekah, lalu berlari mendekati dika dan duduk di jok motor belakangnya.

"jadinya mau kemana?" tanyaku, saat agam, dika, dan raka sudah mulai menyalakan kembali motornya masing-masing.

"pvj." aulia menyebutkan salah satu mall yang hits di bandung.

"jauh banget ke pvj."

"gapapa. kali-kali." jawab agam.

dan akhirnya, kami ber enam pun pergi.

selang sekitar 30 menit lebih, aku sudah sampai di tempat yang dituju. mall yang berada di daerah setia jadi ini menjadi tujuan kami, setelah melewati perdebatan panjang antara dika dan raka di hari sebelumnya.

di sana, kami mengelilingi satu mall dengan tawa yang tak pernah luntur. ada saja kelakuan di antara mereka yang membuat tertawa.

agam salah menggandeng orang, yang dia pikir itu adalah riska, ternyata seorang pegawai di salah satu toko.
raka yang meniru pose pose mannequin.
dika tersungkur akibat raka yang tak sengaja menendang kaki nya. atau mungkin sengaja? aku tak tau.
es krim milikku yang terjatuh, padahal belum kumakan satu suap pun.
aulia yang menunggu kembalian di depan kasir, padahal uang yang dia berikan pas.
riska sempat menggoda penjual boba, yang berujung dengan matanya selalu ditutupi oleh agam.
main petak umpet di gramedia.
berjalan berpegangan di pundak saat masuk ke ruang teater bioskop.
dan masih banyak lagi yang berhasil membuat perutku nyeri akibat terlalu banyak tertawa.

setelah lelah berkeliling, berjalan, dan tertawa, kami memutuskan untuk makan sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing. karena tanpa di sadari, kami sudah berada sekitar 5 jam di sini.

"abis ini langsung balik?" tanya agam, membuka obrolan saat dirinya sudah lebih dulu menghabiskan makanannya.

"iya, udah malem." jawab riska di sebelahnya.

"ke rumah bunda besok, ca?" tanya dika padaku.

setelah mengelap bibirku dengan tissue, aku menjawab, "iya insya allah. sekalian pamit sama bumi juga."

dika mengangguk, "mau di anter?"

"nggak usah. aku di anterin kakak aku aja."

"yaudah atuh."

"pulang sekarang nggak?" tanya aulia, sambil mengemasi barangnya.

"hayu atuh, gow!" seru raka.

||
||

semesta (✓)Where stories live. Discover now