6. Takdir Atau...?

797 145 7
                                    

[TERJEMAHAN DARI BAHASA SUNDA KE BAHASA INDONESIA ADA DI KOLOM KOMENTAR]

matahari sudah menampakan dirinya secara perlahan di langit bandung. itu tandanya hari sudah berganti.

embun embun yang tertinggal di dedaunan seketika menghilang dihisap oleh cahayanya. burung yang saling bersahutan seolah sedang menyambut hari baru. teriakan dari beberapa tukang sayur, dan suara gerungan motor atau mobil pun menghiasi awal hari.

tapi aku sekarang sudah berada di sekolah, tepatnya di ruang osis. karena ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan.

"nah, sesuai rencana kemarin yang aku bahas, sekarang kita razia dadakan. udah di bagi-bagi juga untuk posisi nya. jadi sekarang langsung aja ke bagiannya masing-masing." kata rizal, selaku ketua osis.

untuk di razia kali ini, aku mendapat bagian untuk memeriksa ponsel.

sekolahku memang mengizinkan siswa nya untuk membawa alat seluler itu ke sekolah, asalkan tidak mengganggu waktu pembelajaran.

dan aku harus memeriksa ponsel mereka, takutnya terdapat sesuatu yang aneh.

semuanya mulai keluar dari ruang osis, dan berpencar sesuai tugasnya masing-masing. ada yang menjaga di depan gerbang sekolah, melihat atributnya yang lengkap, atau kaus kaki dan sepatu yang memenuhi aturan. juga memerika tas mereka, kalau kalau ada yang membawa alat tak pantas untuk di bawa ke sekolah.

karena bagianku mulai bekerja nanti saat jam pelajaran di mulai, aku membantu sedikit-sedikit menjaga di depan gerbang.

lucu rasanya saat melihat beberapa orang memasang wajah terkejutnya karena melihat anggota osis yang berjejeran di depan gerbang. ada juga yang berlari dulu ke warung teh upi untuk menitipkan sesuatu, kemudian kembali lagi ke sekolah.

saat bel sudah berbunyi, beberapa anggota osis ada yang kembali ke kelasnya, ada yang masih menjaga di gerbang untuk mencatat beberapa siswa yang terlambat, dan ada juga yang baru memulai tugasnya.

aku, anton, dan farhan mendapat bagian untuk memeriksa ponsel di kelas 11 ipa 2. yaitu kelasnya bumi.

kalau saja bumi tidak bertengkar kemarin. mungkin hari ini dia bisa masuk sekolah, dan aku bisa memeriksa ponselnya.

"assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh." salam kami bertiga, secara serentak.

"waalaikumsallam, warrahmatullahi wabarakatuh."

"jadi, disini kita cuma mau jalanin amanah dari bu susi. tolong keluarin hp kalian, nanti biar kita yang keliling ngambil, sekalian nempelin stiker nama di hp kalian, supaya ga ketuker." ujar anton.

aku sudah menyiapkan stiker dan sebuah pulpen, lalu mulai menjelajahi satu persatu meja yang ada.

lalu sampailah aku di meja raka juga dika.

"ca, plis ieu mah. rada di amankeun hp urang. nya?" pinta raka.

aku yang sedang menulis namanya, langsung berhenti dan melirik raka, "nyimpen apa kamu di hp?"

"biasa lah, cowo."

"salah tetep salah ya, raka." aku melanjutkan kegiatanku menulis nama raka di atas stiker, lalu menempelnya di belakang ponsel milik raka.

lalu aku kini beralih menulis nama dika.

"kamu ga nyimpen apa-apa kan, dik?" tanyaku.

"insya allah."

"kok insya allah?"

"liat aja weh lah. udah pasrah aku mah. berserah kepada allah yang maha kuasa." seru dika, dan aku langsung berlalu malas menanggapi mereka.

semesta (✓)Where stories live. Discover now