28. Semoga Semua Baik

400 71 0
                                    

"BANGSAT!!"

buagh!

bukannya merasa perih karena akan tertampar oleh lengan kekar milik kang dejan, aku malah mendengar suara seseorang yang terjatuh dengan keras ke atas tanah.

ku buka mataku, untuk melihat tubuh siapa yang dengan suka rela terjatuh dan menghantam tanah.

dan seperti dugaan kalian.

itu kang dejan.

dan pandanganku bergerak mencari siapa pelaku yang sudah membuat kang dejan jatuh.

ya, siapa lagi kalau bukan bumi.

kulihat dia berdiri membelakangiku, dengan punggungnya yang bergetar dan nafasnya yang tak karuan.

"eca!"

lalu sedetik kemudian juga aku mendengar suara teriakan aulia dan riska yang memanggil namaku bersamaan.

aku menghampiri mereka berdua.

sedangkan bumi semakin maju untuk menghajar tubuh kang dejan yang sudah mencium tanah.

"ANJING SIA! SETAN!"

sekali lagi, bumi menghantamnya dengan beberapa bogeman juga umpatan.

"bumi! udah!" teriakku, memerintahkan bumi untuk segera berhenti.

tapi saat bumi menoleh sedikit ke arahku yang berada di belakangnya, kang dejan justru menendang bumi yang sebelumnya menindihi tubuhnya.

kini giliran bumi yang tersungkur. dan dihadiahi tinjuan juga oleh kang dejan.

hanya dua kali tinjuan, tapi wajah bumi langsung mengeluarkan darah segar akibat lukanya yang kemarin juga belum sembuh sepenuhnya.

tapi tak lama, bumi kembali bangkit dan memberikan pukulan tak ampun di berbagai sudut kang dejan.

sampai lagi lagi, kang dejan harus jatuh terjerembab. dan kesempatan itu juga bumi manfaatkan untuk terus meninju nya.

"bumii!! udahh!!"

"eja!!"

"ejaa!!"

tapi bagai tuli, bumi tak mendengar teriakanku, aulia, ataupun riska.

bumi sedikit mundur, meberi nafas untuk kang dejan walau hanya beberapa detik sampai lelaki kurang ajar itu berdiri.

"SINI MANÉH ANJING! BERANI MANÉH BIKIN SAKIT LANGIT?! HAH?!"

mendengar tantangan yang di serukan bumi, kang dejan malah tersenyum sinis sambil menyapu sedikit darah yang bercucuran dari pipi nya.

"BACOT!" balas kang dejan, "denger ya, ja. manéh tuh ga pantes buat eca! AING YANG HARUSNYA ADA DI POSISI MANÉH!"

bagai bumi adalah tungku nya dan kang dejan adalah api. bumi tersulut akibat perkataan yang dilontarkan kang dejan.

akhirnya dengan sekali tendangan lagi, bumi merobohkan kang dejan sampai tubuhnya menabrak tembok.

aku, aulia, dan riska meringis di tempat melihatnya.

jujur, aku juga tak tau harus melakukan apa disituasi ini.

bumi kembali menghujani kang dejan dengan tangannya yang mengepal dengan sekuat tenaga. bak samsak, bumi terus-terusan meninju kang dejan tanpa ampun.

untungnya, agam dan raka segera datang ke tempat dan langsung menyeret tubuh bumi yang seperti dirasuki sesuatu itu.

"eja goblog! nggeus ai sia!" raka menyeru, setelah dia dan agam berhasil menyeret tubuh bumi untuk sedikit menjauh dari kang dejan.

bisa ku lihat kang dejan terkapar lemas dengan wajah yang sudah tak karuan itu.

semesta (✓)Where stories live. Discover now