30. Malam Minggu

524 98 1
                                    

tahun 2017,
bandung

hari demi hari berganti. kalender di rumah sudah beberapa kali di sobek hanya untuk melihat hari ini. game ps yang di koleksi oleh ka adit juga bertambah seiring bertambahnya waktu. tanaman tanaman yang dirawat oleh bi ani telah mekar, dan terpampang dengan cantiknya di halaman rumah. pangkat ayah di tempat kerja nya juga naik, sesuai dengan pembaktian ayah selama ini. ibu sedang senang-senangnya memasak, dan meminta bantuan pada bunda setiap kali kesulitan. kakek dan nenek sehat sehat berada di belanda. dan ka adit, sudah membeli gitar yang ia dambakan tahun lalu saat akan kembali ke belanda.

raka, kini sudah berpacaran dengan anak ips yang terkenal pintar dan cantik. dia jadi bucin sekarang, haha. dika sudah sehat lagi, setelah sebelumnya dia harus berbaring akibat korban salah sasaran yang dilakukan oleh geng sekolah lain. agam dan riska juga masih berpacaran. walau akhir akhir ini, riska selalu uring uringan karena agam yang katanya berubah. kita lihat saja kedepannya bagaimana. aulia masih betah menjomblo sampai detik ini. waktu ditanya, dia jawabnya, "aku mau fokus buat ujian. kita itu udah kelas 3." ujarnya. keadaan haris sekarang sudah sehat. bahkan sudah bisa berkelahi lagi dengan bumi.

dan aku... aku baik. sangat baik. di kelilingi oleh orang orang baik, yang menyayangiku, dan yang aku sayangi.

seperti hari ini misalnya.

aku, riska, aulia, agam, bumi, raka, dika, dan afifah --pacar raka, janjian untuk mendatangi suatu tempat les. afifah yang ajak sih sebelumnya. katanya, supaya lebih mantep persiapan ujian nya.

"bentar lagi berangkat, ya." kata afifah, setelah kami semua kumpul di warung teh upi setelah pulang sekolah.

"atuh yang, jangan sekarang teuing. mau main bola dulu ini." rengek raka, pada afifah.

"terus kalau ga sekarang mau kapannn? kamu mau lulus ga sih?"

"ya mau, tapi nanti dulu gituu. udah janjian sama yang lain ini téh."

"yaudah, kalau kamu ga lulus, kita putus ya."

muka raka langsung panik, "eh eh, jangan atuh jangan. iya sok hayu, sekarang wéh lah ke tempat les nya. bising si ibu les nya nyariin. hayu atuh."

raka langsung terlihat semangat, padahal sebelumnya wajahnya itu tertekuk. tapi dia sekarang langsung berdiri dan mengajak yang lain juga untuk berdiri.

"bucin siah koplok." seru dika, sambil melemparkan sendok bekas makannya, "garéték aing, ka. demi allah."

"ai sia ga boleh gitu ih." ucap raka, sambil matanya melihat sang kekasih tercinta nya itu.

sedangkan aku dan yang lain, hanya tertawa melihat kelakuan mereka mereka ini.

raka itu kalau di luar kaya yang iya aja. tapi kalau sudah bareng kita semua, dan ada pacarnya, ya kalian bisa liat apa yang baru saja terjadi. BUCIN.

akhirnya kita mutusin untuk berangkat saat itu juga. mengikuti kemauan raka.

tempat les nya lumayan jauh dari sekolah. belum lagi harus tercegat macetnya jalanan.

"dari dulu, si raka kalau pacaran emang gitu?" tanyaku pada bumi, saat kami berdua ada di atas motor.

"iya." jawab bumi, "dia mah kalau awal awal kaya cowo cowo cuek gitu. pas udah jadian mah, ya gitu wéh. udah ga aneh kalau aku."

aku tertawa di atas motor, di susul dengan tawa bumi juga.

"nanti hari sabtu malem aku jemput kamu di rumah, ya." kata bumi tiba-tiba.

"mau apa?"

"ajak kamu naik motor keliling bandung."

"beneran? asiik."

semesta (✓)Where stories live. Discover now