25. Wanita Hebat

406 81 12
                                    

"bundaa." seru ku, saat melihat bunda yang sedang berdiri dengan gelisah di ruang tunggu kantor polisi.

"eca..."

sedetik kemudian, aku hambur di pelukan bunda. air mata ku seolah bocor, karena sangat tak bisa ku kontrol. semuanya tumpah.

"bumi kenapa, bunda?"

"kata polisi, eja sama temen-temennya itu berantem sama anak sekolah lain. sama geng nya haris juga. sampe eja, bikin haris kritis."

"sekarang bumi di mana?" ucapku, dengan suara parau.

"ada, ca. masih di dalem sama ayahnya."

"dia ga akan ditahan kan, bun?"

"kita serahin aja ke yang berwenang ya, sayang. mau gimana pun, eja dan temen-temennya itu tetep salah." jawab bunda, "udah, kamu ga usah nangis, ya. nanti ga cantik lagi." bunda semakin mengeratkan pelukannya, dan mengelus punggungku.

riska juga kulihat sedang bersama ibunya agam. sama sama menunggu keputusan dari lelaki yang kami khawatirkan sekarang.

aku sedikit melonggarkan pelukanku, untuk melihat wajah wanita yang sudah melahirkan dan membesarkan bumi dengan kasih sayangnya yang tulus.

bunda merapikan rambutku yang sedikit berantakan. dan tak sengaja, bunda menyentuh dahi ku, "kamu sakit, sayang? badan kamu panas." tanya bunda.

bunda memegang kedua pipiku dengan lembut, "bibir kamu juga pucet. kita ke rumah sakit, ya?"

dengan sisa sisa isak tangisku, aku menjawab bunda, "tapi bumi..."

"gapapa, ada ayah nya yang dampingin. yu, kita ke rumah sakit dulu."

||
||

(( s e m e s t a ))

||
||

selesai aku di periksa oleh dokter, aku pun langsung mendapatkan obat dan beberapa saran dari sang dokter.

aku kecapean. waktu tidurku tak teratur. ditambah dengan banyak nya pikiran yang berkeliaran di otakku, membuat diriku lemas dan sakit kepala.

"kamu masih kuat?" tanya bunda, saat kami baru saja mengambil obat.

"kenapa bunda?"

"kita jengukin dulu haris. bunda ga enak ke keluarga nya."

aku membuang nafas dengan berat, "eca ikut, bunda."

bunda tersenyum, lalu mengangguk. sejurus kemudian, kami pun menaiki lift untuk sampai di lantai yang dituju.

dan akhirnya kami sampai. di depan kamar yang terdapat ramai orang di depannya. kulihat juga ada aulia disana.

dengan posisi lenganku yang terus menggenggam lengan bunda, kami mulai berjalan mendekat.

"assalamualaikum." ucap bunda.

seorang wanita tua, seorang lelaki muda, dan aulia langsung menoleh padaku juga bunda.

wajah mereka menunjukan ketegangan, dan kekhawatiran.

"waalaikumsallam." jawab wanita tua, yang ku tebak bahwa dia adalah ibu dari haris.

"ibu punten, saya bunda nya eja." kata bunda, memperkenalkan dirinya.

semesta (✓)Where stories live. Discover now