1. Selamat Datang

4.4K 331 30
                                    

amsterdam, belanda
2020.

hai, namaku vanessa. vanessa langit nashira. akrabnya dipanggil eca. tapi ada satu manusia yang sangat mengagumi semesta, memanggilku langit.

aku sangat mirip dengan langit katanya. saat aku tanya apa yang mirip, dia hanya menjawab, "kalian sama sama tinggal di bumi."

orang tua ku lahir di bandung. aku dan kedua kakak ku juga lahir di bandung. tapi kakek ku lahir di belanda.

dulu, nenek ku terpaksa menikah dengan seorang tentara belanda karena kesalahan yang di lakukan oleh kerabatnya. walaupun sangat terpaksa, tapi mereka saling mencintai sampai saat ini.

walaupun aku lahir di bandung, aku tak sempat tinggal lama di kota ini. sejak masuk sekolah dasar, aku disuruh kakek untuk ikut dengannya ke belanda.

dulu aku menolak. karena takut naik pesawat. ya walaupun akhirnya, aku tetap terbang ke belanda bersama semua anggota keluarga ku.

kira-kira sudah 10 tahun aku tinggal di belanda. keluarga kami pun memutuskan untuk kembali ke bandung.

aku bersekolah di salah satu sma negeri di daerah bandung. dan aku berada di tingkat ke 2.

yaaa, aku disini akan mulai menceritakan bagian indah dan pelik yang ku alami saat masa sma.

cerita tentang aku yang bertemu sang pengagum semesta, serta pencinta isinya.

||
||
||
||
||

(( s e m e s t a ))

||
||
||
||
||


bulan september, 2016
bandung.

pagi hari ini, aku sudah berada di dalam mobil dan memegangi kedua tali tasku. aku gelisah. aku takut.

"kamu kenapa?" tanya ibu, yang berada tepat di sampingku.

"eca takut.."

"why?"

"eca takut ada yang ga suka sama eca."

ibu langsung memegang lenganku, mencoba untuk menenangkan.

"nanti ada yang namanya dika. dia anaknya temen ibu. dia bakal nemenin kamu, ya. ga usah takut, ini di bandung." ujar ibu, dan aku pun tersenyum simpul.

singkat cerita, akhirnya mobil yang ku tumpangi berhenti di lapak parkir sekolah. disana juga terlihat ada beberapa anak lelaki yang diam menduduki motor di lapak khusus parkir motor.

ibu keluar dari mobil, begitu juga dengan aku. setelah keluar, salah satu anak lelaki yang berada di gerombolan tadi langsung menghampiri kami.

"tante tiyas?" ujar lelaki tadi.

"oh, ini dika? anaknya suci kan?"

"iya, tante." lelaki bernama dika serta merta langsung mencium lengan ibu, dan tersenyum ke arahku, sopan.

dika, lelaki itu terlihat sepantaran denganku. memiliki gigi gingsul yang tersambat disana, menambah kesan manis dirinya.

"ini vanessa, anak tante. tante nitip ya. dia anaknya agak parno an." kata ibu, sambil memegang pundakku.

"oh, siap tante."

"gak ngeberatin kan?"

"nggak, tan. dengan senang hati, hehe." dika tersenyum.

semesta (✓)Where stories live. Discover now