12. Di Tunggu

587 134 2
                                    

"ditahan berapa lama?"

"gatau. gimana allah aja."

aku menghembuskan nafasku.

aku dan bumi sedang berjalan menuju wilayah tempat parkir kantor polisi ini. tenang, bumi tak akan kabur. dia sudah berjanji dengan pak polisi tadi.

"eja? kumaha?" ujar aulia, saat melihat bumi yang berjalan mendekat.

"ah, kitu weh."

"yang lain dimana?"

"ada di dalem. lagi pada santai."

"bisa-bisanya di tahan tapi malah santai."

"ya masa harus nge band mah."

aku mulai menyejajarkan diriku dengan aulia, dan berhadapan dengan bumi, "aku pulang, ya."

"iya. hati-hati." kata bumi, lalu sedetik kemudian bumi beralih menatap aulia, "kade, ul. yang bener bawa motor teh. jangan ugal-ugal an."

"ck, gandeng."

aku tertawa mendengar percakapan mereka berdua.

"yaudah sok pulang. nanti titip salam aja ke ayah, ibu, kak adit, sama kak putra."

senyum ku mengembang, "kak putra udah pulang lagi ke belanda. tapi nanti aku salamin."

bumi mengangguk.

aku pun langsung naik ke jok motor belakang, dan tak lama aulia menyalakan mesin motornya itu.

"assalamualaikum." ucapku.

"waalaikumsallam."

||
||

(( s e m e s t a ))

||
||

malam ini, seperti biasa aku sedang berada di kamarku sambil mendengarkan lantunan lagu milik agnes monica yang berjudul sebuah rasa.

jangan heran, aku suka sekali dengan agnes monica, karena ibu juga menyukainya.

oh iya, aku mendengarkan lagu ini bukan karena sedang dalam keadaan sedih setelah melihat kekasihku yang berjalan bersama wanita lain. toh aku pun tak punya pacar.

tapi sungguh, lagu ini sangat populer karena agnes monica baru saja merilisnya. dan itu sangat enak.

"langit! liat nih ada siapa!"

aku yang sedang santai di atas kasur sambil menikmati lagu, langsung merasa terganggu oleh teriakan ibu.

"siapa?" tanyaku, sedikit mengencangkan volume agar terdengar.

"sini liat dulu!"

aku pun menyerah, dan langsung mematikan lagu, kemudian pergi menghampiri ibu yang sepertinya berada di ruang tamu.

saat aku sudah berada di ruang tamu, betapa terkejutnya aku melihat seseorang yang sudah lama tak aku lihat.

"oh my god, felix?!"

aku menghampiri felix yang sedang duduk di kursi ruang tamu, bersama dengan ibu.

"vanessa?!" felix menyerukan juga namaku.

dia temanku dari belanda. ya, satu-satunya teman yang aku ceritakan di awal.

"ben jij hier alleen?" tanyaku, setelah duduk di samping felix.
((kamu sendiri disini?))

semesta (✓)Where stories live. Discover now