21. Digebukin

451 97 22
                                    

"langit!"

aku yang sebelumnya sedang berjalan dengan sedikit tergesa bersama salsa, langsung menghentikan langkahku, dan menoleh ke belakang.

"oh, hai bumi." ujarku, sambil melambaikan tangan.

dan bumi yang sepertinya baru datang ke sekolah ini langsung mendekatiku, "tadi aku kerumahmu."

"ah, itu. bumi sorry banget aku ga sempat telepon kamu sebelumnya. jadi tadi aku mendadak disuruh bu tati untuk datang ke sekolah lebih awal. maaf ya." jelasku.

"urusan osis?"

"iya. maaf ya bumii." kataku, karena merasa tak enak pada bumi, "oh iya. kamu udah sarapan? kita sebelumnya janji untuk sarapan bareng kan?"

"itu, aku udah sarapan, langit."

"serius?"

"iya. tuh, aku udah kenyang." ujar bumi, sambil menepuk nepuk perutnya. "tadi bunda masak banyak soalnya. jadi aku dipaksa buat sarapan dulu."

"syukur deh. aku takut kamu ngelewatin sarapan."

"ecaa! cepetan! di cari bu tati kamu!"

terdengar dari jauh suara salsa yang berteriak.

aku sedikit menoleh pada salsa, lalu kembali memfokuskan pandanganku pada bumi.

"bumi maaf, tapi aku harus pergi sekarang." ucapku, sambil menunjuk ke arah belakang.

"yaudah, gapapa. pergi aja."

aku tersenyum, "maaf ya sekali lagi. dah bumii." tanganku melambai, lalu dengan cepat berbalik badan dan sedikit berlari menuju salsa juga anak anak osis yang lain.

"langit!"

otomatis tubuhku berbalik saat bumi memanggil namaku lagi.

"pulangnya, aku tunggu di warung teh upi, ya."

"siap, bos." aku membentuk lenganku seolah sedang hormat, dan sedetik kemudian kembali melambaikan tangan juga tersenyum ke arah bumi. lalu kembali melanjutkan langkahku yang sempat terjeda.

||
||

(( s e m e s t a ))

||
||

semua rangkaian kegiatan setiap hariku hampir sama seperti sebelumnya.

datang ke sekolah dengan sangat awal, dan pulang dari sekolah sangat larut.

aku bahkan tak sempat banyak berinteraksi dengan teman teman yang lain di sekolah, kecuali dengan anggota osis.

dan bumi juga termasuk dalam orang yang jarang berinteraksi denganku di sekolah akhir akhir ini.

aku hanya bertemu dengannya sesekali, dan mengobrol pun tak sempat lama.

walaupun begitu, bumi tetap menunggu pulang, dan kami akan pulang bersama.

tapi di atas motor pun, aku dan bumi tak banyak bicara. ditambah dengan aku yang sepertinya merasa kelelahan. biasanya, aku hanya membicarakan hal standar. dan sisanya, menaruh kepalaku tepat di punggungnya.

ah, rasanya nyaman saat aku yang kelelahan, kemudian menikmati angin malam sambil menyandarkan kepalaku pada bumi, lalu melihat senyumnya.

aulia dan riska pun, sepertinya aku jarang berinteraksi dengan mereka berdua.

sampai akhirnya hari ini, aku bertemu mereka yang sedang makan di kantin.

semesta (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang