[Bagian 49] Tara Keguguran?

3.8K 180 39
                                    

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

"Gimana kondisi istri saya, Dok?" tanya Arga cepat saat melihat seorang dokter perempuan keluar dari dalam ruang operasi.

Dokter itu menghela napasnya sebelum berbicara. "Sebelumnya saya minta maaf---" Ucapan dokter itu belum selesai tetapi Arga langsung memotongnya.

"Apa, Dok? Cepet kasih tau gausah pake basa-basi!" ucap Arga tidak sabaran, jantung pria itu berdetak tidak karuan, di tambah kalimat awal sang dokter yang membuatnya keringat dingin.

Dokter itu sempat tertohok dengan ucapan Arga, namun ia segera mengembalikan raut wajahnya, profesional.

"Sabar, Ga! Dokternya kan belum selesai ngomong," ucap Kevin berbisik.

"Diem lo!" ucap Arga tajam lalu kembali menatap sang dokter. "Istri saya baik-baik aja kan?"

"Pasien baik-baik saja, tetapi kami tidak bisa menyelamatkan janin di dalam kandungannya," ucap sang Dokter memberitahu membuat Arga mematung begitupun Tata dan Kevin.

Apa? Janin? Maksudnya?

"A-apa?!" pekik Arga kaget.

"Maaf mas, kami tidak bisa menyelamatkan janin dalam perut pasien karena luka tusukan itu cukup dalam sehingga pasien mengalami keguguran," jelas sang dokter dengan berat hati.

"Janin? J-jadi istri saya hamil?" tanya Arga dengan bibir bergetar.

"Loh? Mas---nya nggak tau?" tanya sang dokter hati-hati membuat Arga menggeleng pelan.

Dokter itu menghela nafas dan mulai berbicara. "Usia kandungannya baru 2 Minggu jadi sangat rentan terhadap benturan ataupun sesuatu yang dapat mengakibatkan keguguran. Mohon maaf kami tidak bisa menyelamatkan calon bayi kalian," ucap dokter itu tidak enak hati.

Arga terdiam, ucapan sang dokter langsung terngiang-ngiang di kepalanya. Jadi seminggu ini Tara hamil? Hal yang paling ia tunggu-tunggu adalah menjadi seorang ayah, tetapi calon bayi yang ia nantikan itu keguguran? Ya Tuhan! Ingin rasanya Arga berteriak saat itu juga.

Tata yang melihat Arga masih bergeming itupun menoleh ke arah sang dokter. "Makasih ya, Dok," ucap Tata disertai senyuman tipis.

Dokter itu mengangguk dan pergi dari sana.

Rahang Arga mengeras, matanya memanas. Bella benar-benar seorang pembunuh! Ia tidak akan pernah membiarkan perempuan gila itu hidup tenang dan bebas, ia harus membayar semua perbuatannya.

Arga menyeka sudut matanya yang basah, mata pria itu memerah. Siapa sih yang tidak menangis, jika kehilangan anaknya? Rasanya sakit dan merasa gagal menjadi seorang ayah. Ya, itu yang Arga rasakan saat ini, ia menyesal tidak datang di waktu yang tepat. Ia tidak bisa menjaga istri dan calon bayinya.

"Argh!! Bangsat! FUCKKK!" umpat Arga seraya meninju tembok berkali-kali.

Untung saja lorong koridor rumah sakit itu sepi, jadi tidak ada orang yang lewat dan melihatnya.

"Udah, bro! Inget ini di rumah sakit, tenangin diri lo," ucap Kevin menepuk pundak Arga.

"Arrhhh!" umpatnya lagi lalu mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Mending lo masuk ke ruangannya Tara sana, kata dokter udah boleh di jenguk," ucap Kevin lagi membuat Arga terdiam.

Pria itu mengangguk lalu masuk ke dalan ruangan tempat di mana Tara di rawat. Terlihat seorang gadis tengah terbaring lemah dengan alat selang oksigen di hidungnya. Wajah Tara pucat, tetapi tidak mengurangi kecantikannya.

ARGATARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang