[Bagian 52] Garis dua

3.5K 212 75
                                    

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

Dengan tangan yang gemetar, Tania mengambil testpack yang terjatuh di lantai. Ia kembali menatap benda itu, terdapat garis dua berwarna merah di sana yang menandakan bahwa dirinya positif hamil. Tanpa permisi, air matanya jatuh membasahi kedua pipinya. Tubuhnya terasa lemas, ia terduduk di lantai kamarnya sambil menutup mulutnya menahan isakan yang keluar.

 Tubuhnya terasa lemas, ia terduduk di lantai kamarnya sambil menutup mulutnya menahan isakan yang keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I-ini nggak m-mungkin ... hiks--- ini nggak mungkin!!" lirihnya sambil terisak pilu.

Tania menggelengkan kepalanya, sekarang ia harus bagaimana? Apakah ia harus mempertahankan janin dalam rahimnya atau menggugurkannya?

Ia memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut, gadis itu mulai menenangkan dirinya, ia tidak boleh menangis, ia tidak mau kalau rahasianya terbongkar. Tania menghapus air matanya kasar lalu menatap testpack di genggaman tangannya, ia meremas benda itu lalu membantingnya membuat benda itu terlempar ke sudut ruangan.

"Argh! A-aku-- harus gimana? Apa aku gugurin aja janin ini? percuma juga aku pertahanin, bayi ini cuma jadi beban buat aku," gumam Tania lalu berdiri dari duduknya.

Perempuan itu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar lebih terlihat lebih fresh. Tania menatap wajahnya di hadapan cermin, pikiran gila mulai bermunculan di kepalanya.

"Kak Arga? kayaknya aku harus manfaatin keadaan ini," gumam Tania lalu tersenyum miring.

༻୨♡୧༺

"A-arga j-jangan sekarang---" Tara menahan tangan Arga yang bergerak untuk membuka bajunya membuat pria itu mendongak menatap istrinya dengan tatapan sayu.

"Kenapa, sayang?" tanya Arga dengan suara berat.

Tara menggelengkan kepalanya. "Aku kan samperin kamu buat ngajak makan bareng sama Tania, pasti dia udah nungguin kita di luar," jawab Tara lalu merubah posisinya menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang.

Pria itu terlihat kesal, ia mengusap wajahnya gusar lalu menatap istrinya dengan tatapan serius. Tara ikut menatap Arga dengan wajah polosnya. "Tapi kamu udah nggak badmood lagi kan?" tanya Arga.

Tara diam beberapa detik sebelum mengangguk. "Iyaa, aku minta maaf yaa udah diemin kamu, cuekin kamu, aku egois maafin aku," lirih Tara menundukkan kepalanya menahan air mata yang ingin keluar dari sudut matanya.

"Aku tau sikap aku kemarin itu kayak anak kecil, a-aku---" Air mata gadis itu jatuh membasahi kedua pipinya, Tara menggigit bibirnya kuat-kuat menahan isakan.

Arga menggelengkan kepalanya, lalu menangkup wajah Tara, menatap mata istrinya dalam-dalam. "Ssstt... enggak sayang enggak. It's okay, aku paham kok." Pria itu menghapus air mata Tara dengan jarinya.

ARGATARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang