Potret Terakhir [END]

57 7 0
                                    

"Kalian Saya berikan reward!"

"Kemana, Sir?"

"Nonton konser SM Beyond Live aja, Sir! Beliin kuotanya."

Haechan langsung mendelik dibuatnya. "Udah deh, Sus! Si Korengan tau lo napas aja gak. Mending liat yang didepan mata nih!"

"Lah, depan matanya elu. Kan lu yang lagi tatap-tatapan sama dia," celetuk Yujin.

Susan dan Haechan langsung bergidik karenanya.

"Oh, jangan-jangan ini tuh kode kalo Haechan naksir sama Susan. Minta di notice dia!" Kata Yaya mengompori.

Haechan rasanya gatal sekali ingin menghantam kan kepala Yaya keatas meja. Itu cowok mulutnya gak pernah dijejelin cobek kali ya?!

Apalagi saat ini ada sepasang mata elang yang menatapnya tajam. Si jangkung yang berwajah datar alias Late Heksa Galih.

"Mending makan-makan aja, Sir. Biar gak ribet!" Usul James malas sambil menopang dagu.

"Gak! Gak!! Makan sama lo gak beres anjirr.. ntar yang ada aneh semua rasanya!" Tolak Aji mentah-mentah.

James mendelik tak terima. Tapi Jeno dengan cepat menepuk bahunya. "Emang kenyataannya selera lo aneh, James," katanya santai.

"Maksud lo apa?!"

"Ya orang mana yang makan mie pake seledri semangkok," sewot Aji mengingat kejadian saat makan bersama James dirumah Jeno.

"Hm, pesen Americano 80 persen pahit," timpal Jeno.

"Mana abis itu dia langsung tidur nyenyak banget!" Seru Haechan menunjuk James dengan raut wajah penuh dendam.

"Bubble tea juga anjirr!! Kemanisan!!" Tambah Yujin.

Rendi mendengus. "Bukan kemanisan lagi, itu overdosis!"

"Ya bayangin aja orang 100% manis," sahut Chelo ikutan.

"Gue makan hati dengerin kalian semua!" Ucap Karina jengah.

"Santai aja dong, Rin. Abis ya obatnya??" Ledek Yaya kembali memancing keributan.

Mr. Rangga didepan kelas hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan mereka.

"Reward nya bukan makan-makan atau yang kalian sebutkan tadi. Intinya, saya mau kalian kumpul disekolah hari Sabtu nanti!" Perintahnya yang membuat semua muridnya mengangguk paham.

*****

Hari yang ditunggu tiba, X-3 akan melakukan foto kelas. Semuanya sudah siap dengan style masing-masing.

Juga seorang photographer sewaan yang siap mengambil gambar mereka, satu kelas untuk masuk dalam frame yang sama.

Bisa aja sih mereka foto di studio. Tapi banyak yang gak mau. Katanya lebih asyik foto diluar, biar sekalian healing.

"Eh, ini jadi poto nya dimana?" tanya Karina.

Ningsih jadi menoleh, "kemarin katanya di Ragunan kan?" Katanya mengingatkan kembali percakapan mereka di group chat semalam.

"Buat apa, woy! Dikelas dah banyak hewan!" sahut Haechan.

"Hm, kaya lo. Kadal berbulu Domba!" Ucap Susan tajam.

"Elo tuh Serigala menggonggong!" balas Haechan tak mau kalah.

Helena jadi mengernyit, "Serigala bukannya mengaum?"

"Serigala tuh menguap, bego!" kata Yaya menoyor kepala Helena.

"Lo juga salah, Anjing!" umpat Galih tak tahan, langsung mengarahkan kakinya menendang Yaya.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Where stories live. Discover now