11. Arjuna Rendi Kala Itu

61 14 0
                                    

"Tolong, ya, untuk buku yang belum disampul segera di sampul! Miss minta sampulnya pakai kertas manggis saja biar hemat! Yang lain juga, sekalian dengan buku paket."

"Iyaa, Miss.."

"Oke, Miss keluar duluan. Kalian tunggu bel!"

Setelah jam keempat berakhir, semuanya mendesah lega. Mereka baru saja belajar bahasa Indonesia.

Susan yang baru saja akan menghidupkan laptopnya jadi mendelik saat melihat Yuki mendekat ke meja nya dengan buru-buru.

"Lo kenapa si?!"

"Sus.. Tolongin gue, Sus!!" panik gadis itu.

Susan yang tidak paham jadi mengernyit. "Apa?!"

"Liat tugas sejarah kemaren!!"

"Lah, kan udah dikerjain??" sahut Naya ikut bingung dengan alis gadis Jepang itu yang terangkat tinggi.

"Kemaren Bu Gusti bilang kerjain tugas halaman 34, kan. Ya gue kerjain," ujar gadis berambut ikal tersebut.

Galih yang duduk didepan Susan jadi ikut berbalik. "Masalah nya dimana si, ngab?"

"Ah, kalian mah gak ngerti!" perempuan itu mendengus kesal memandang teman-temannya.

"Elu yang muter-muter, Jaenab!" sembur Galih.

Yuki jadi mendecak, gadis itu jadi memperbaiki posisi duduk. "Itu soal PG kan?" tanya si gadis ikal.

"Hoo.. Ada 30 soal," kata Naya sedang Galih dan Susan hanya diam dan menaikkan sebelah alis saja.

"Nah.. Itu masalahnya!!" seru Yuki menjentikkan jarinya.

"Apa sih?" tanya Susan makin tak mengerti.

"Yang gue kerjain tuh cuma yang halaman 34 itu doang!! Halaman selanjutnya gak gue kerjain lagi..." jelasnya kemudian merengek.

Susan yang sudah mengeluarkan buku tugasnya jadi menganga tak percaya.

"Gobloknya manusiaaa!!!" umpat Galih menoyor kepala gadis itu.

"Heee!!! Yang salah tuh bu Gusti! Dia yang bilang kerjain halaman 34. Ya, gue kerjain!" kata Yuki membela diri.

"Ya lo masa polos bener, mana ada anak SMA ngerjain soal PG cuma selembar doang!!!" cerca Susan ikutan geram memukul lengan Yuki dengan buku tugasnya.

Yuki jadi mengerucutkan bibirnya. "Gue kan khilaf."

"Au ah, begonya natural bener, heran!" dengus Galih kemudian beranjak pergi karena bel sudah berbunyi.

Naya hanya geleng-geleng, Susan sendiri saja sudah menghidupkan laptop.

Tidak mau ambil pusing dengan kebodohan Yuki. Lebih baik ia menonton drama saja.

*****

Susan melangkah dengan riang memasuki kelas. Hari ini gadis itu datang lebih pagi.

Sebenarnya 1 menit lagi Indonesia Raya berbu——nah kan.. Baru saja dia bilang.

Sekarang lagu ciptaan W. R. Soepratman itu sudah terdengar. Susan memelankan langkahnya kemudian berhenti di depan pintu.

Mengintip sedikit, melihat siapa saja yang sudah dikelas. Dan matanya hanya menangkap Naya, Jeno, Chelo, dan Yaya.

Susan menyeringai, kakinya menendang pintu kelas dengan kuat hingga membuat Yaya berseru kaget dengan lebaynya.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Where stories live. Discover now