61. Ibu Negara

44 9 0
                                    

"Woy.. woy!! Dibawah lagi rame, njirr!!!" kata Yaya heboh.

Tapi melihat respon teman-teman yang biasa saja membuat Yaya cemberut.

"Kok lo semua biasa aja sih?!?!" tanyanya sebal.

"Gak ada urusan!" -Susan.

"Gak penting!" -Rendi.

"Gak peduli." -Galih.

"Gak like!" decak Yaya malas berjalan menuju bangkunya.

"Susan ada kakak lo!!!" suara teriakan Yuki membuat Susan menoleh dengan kening berkerut.

"Kakak yang mana?" tanyanya dengan wajah polos.

"Buset, kakak sendiri gak diakuin.." kata Yujin sambil memegang dada, belagak syok.

Susan hanya menampilkan raut datar tak peduli. Cewek itu beranjak keluar kelas. Ketika melihat siapa yang mencarinya, Susan melipat tangan didepan dada.

"Lah, Ki.. katanya ada kakak gue? Inimah apa?! Gembel dipasar Tanah Abang."

Sean yang berdiri didepan kelas jadi mendengus sinis. "Keknya bener kalo Ayah gue salah ambil bayi. Adek gue yang asli masih di rumah sakit!"

"Kenapa?" tanya Susan menghiraukan celotehan Sean barusan.

"Ayo jajan!"

"Dih, biasanya juga sama Mbak Kecil?"

Sean mendecak. "Gantian elah, ntar lo cemburu!" ucapnya sambil mengusap gemas kepala Susan membuat adiknya itu mendelik.

"Ayo buruan! Gue dah laper in-"

"KAK SEAN!! KAK SEAAAN!!!!!"

"APA?!"

James langsung mengerem langkahnya. "Ya ampun ngegas.." katanya drama.

Sean mendengus. "Apa?" ulangnya malas.

"Itu dibawah ada bullying, Kak. Anak sekolah kita dilabrak anak sekolah Xaverius!" lapor nya.

"Hah? Serius?!?!" serobot Yuki.

"Tuhkan gue bilang tadi apa!? Ada rame-rame lo semua gak percaya!" kata Yaya tiba-tiba muncul diikuti Haechan dan Yujin.

"Siapa yang dibully?" tanya pemuda berkulit sawo matang itu.

"Itu tuh, sekelas sama kembaran Yujin!"

Yujin melotot. "HAH?! ADEK GUE DIBULLY?!?!"

"GUE BILANG SEKELAS DIA, ANJERR!!" balas James emosi.

Sean mendecak. "Apa lagi sih ini," gerutunya. Ia menatap James. "Kenapa lo gak lapor ke Kuncoro? Ini tugasnya dia!"

"Kelamaan anjir.. gue liat lo disini makanya gue kesini. Lo kan mantan Ketua PD," ujar James.

"Cuma mantan!"

"Terus lo gak mau nolongin cuma karena itu bukan tugas lo?!"

Yujin mengangguk setuju. "Benar! Jangan karena udah mantan lo lupain gitu aja."

"Ya mantan kan emang untuk dilupain terus tinggalin cari yang baru. Move on dong move!!"

James menatap kakak kelasnya remeh. "Emang lo bisa? Bukannya lo Raja gamon??" ledeknya.

Sean mengumpat, ingin maju menendang cowok sialan itu tapi dihentikan oleh suara teriakan Susan.

"HE, BULEADER! SINI GAK LO!!!"

Teriakan menggelegar Susan dari depan kelas membuat semua orang meringis. Bahkan Mark yang ada didalam kelas jadi meneguk ludah.

Apalagi suara ribut-ribut dari depan kelas yang terdengar semakin ramai.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن