71. Air Lion

22 5 0
                                    

"Ngeliat doang ditembak kaga. Ganteng doang, nyali kaga ada."

Atheo mengerutkan keningnya ketika mendengar celetukan disampingnya itu. Ia menoleh dan melengos malas mendapati Amir duduk disana.

"Bacot."

"Yang gentle dong, katanya ketos," ledek Amir lagi.

"Si Marten bawa kaca kalo lo gak sadar diri!" Atheo balas menyindir.

Matanya kembali fokus memerhatikan seorang gadis blasteran dipinggir lapangan. Ameri Roseanne.

"Samperin sana njing, nyali lo Tempe begini gue yang malu!"

"Lo baru sembuh, jahitan lo juga belum dilepas. Gak usah ngajak berantem!" Kata Atheo datar.

"WOY! DIEM-DIEM BAE LU BERDUA!!"

"TAU NIH, MANA DIPOJOKAN LAGI!"

"JANGAN-JANGAN KALIAN KAYA JUDUL SINETRON. MY LOVE MY ENEMY?!"

Amir yang mendengar suara berisik Yuta, Nanda, dan Marten itu sontak menatap ketiganya dengan wajah tenangnya.

"Diam atau mati?!" Ancamnya yang membuat ketiganya sontak berdiri dengan sikap sempurna.

"SIAP, DIAM PAK!"

Atheo melengos malas. Kadang dia tuh nyesel milih jurusan IPS. Udah masuknya ke kelas unggulan ketiga. Manusianya ampas semua.

"Ming, ayo dong main!" Ajak Marten.

"Iya, jangan duduk aja. Kek juri Indonesian idol lo lama-lama!" Tambah Nanda.

"Jahitan gue belum kering, bangsat!" Balas Amir kesal.

"Halah, barang tusukan begini doang aja. Lebay lu!" Cibir Yuta yang tanpa dosa menekan luka diperutnya hingga Amir memekik nyaring.

"AARGH!! SAKIT ANJENG!! LO MAU GUE TUSUK GANTIAN APA GIMANA?!" Bentak Amir sambil mengumpat kasar.

Atheo bahkan menggeplak kepala pemuda itu. Dan tanpa perasaan menendangnya pergi.

"Lo goblok apa gimana sih, Tuy?!" Dengus Sinbi tak percaya.

"Tau nih, temennya kena musibah bukannya prihatin malah digangguin!" Timpal Marten.

"Sok bener lu!" Sahut Eisa menoyor kepala Marten.

Yuta yang dikeroyok jadi menatap teman-temannya. "Ya-ya.. gue pikir bohong woy... Mana tau kalo lukanya masih belum kering anjing!" Rengeknya.

"Tapi tadi lo udah dibilangin kalo lukanya belum kering!"

"Ya gue pikir kan bercanda!!"

"Makanya Tuy, jangan semua hal lo jadiin bercandaan. Emangnya lo mau di jadiin lelucon dalem hidup?!" Kata Yuna pedas.

"Beuh.. menusuk bos quee..."

"Lo juga bacot!" Ucap Yuna menunjuk Nanda.

"Gue barusan dukung elo lho, Yun!" Protes Nanda.

"KAK TEYOOONG!!!!"

Atheo memutar kepalanya, dahinya berkerut melihat Susan dan ketiga temannya dipinggir lapangan.

"Wah, keknya ada drama," kata Sean yang baru menyusul.

Kaisar yang ditinggalkan begitu saja mengumpat. "WOY, SEANJING!" Teriaknya.

"APA BANGKAI.." balas Sean tak mau kalah.

"Lo berdua berisik tau gak!" Dengus Mark sebal.

Seharusnya ia pergi ke kantor guru untuk mengumpulkan tugas. Tapi diperjalanan ia diseret oleh Kaisar yang menggerutu karena ditinggal Sean.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang