46. Terpesona, Aku Terpesona!

40 9 0
                                    

Jenoardi Atmaja adalah seorang pemuda biasa yang terlahir dengan wajah tampan.

Karena sadar bahwa dirinya tampan, membuat Jeno tak segan untuk memanfaatkan keuntungan tersebut.

Dalam kata lain, Jeno itu buaya!

Jeno bukan punya banyak pacar. Tapi dia punya banyak mantan!

Setelah kasusnya dengan Wahyu yang berakhir dimusuhi cewek-cewek dikelasnya. Hari ini, Jeno memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Sonya.

"Jen! Aku gak mau putus, Jen!!" Sonya memegang tangannya dengan mata memerah.

Jeno melengos, ia benar-benar tidak suka dengan tipe cewek tukang drama. Tapi, sebagai anak Mama nya yang juga merupakan kaum cewek. Jeno bisa sedikit paham.

Apalagi lewat sindiran yang dilontarkan Susan Vanila Haruni-si cewek paling ngegas dikelasnya yang berbunyi 'cowok mah gak peka!'

Dan untungnya, Galih yang sekaum dengannya langsung menyahut, 'kalo baperan mah cewek namanya!' membuatnya merasa dipahami. Walaupun pada akhirnya, si jangkung itu menonjoknya gara-gara membuat suasana kelas jadi tegang.

Ini lucu. Padahal tanpa teman-temannya tahu, ia sudah putus dengan Wahyu sebelum jadian dengan Sonya.

Tak ada yang tahu! Karena Jeno terlalu malas untuk bilang. Lagipula, ia merasa tidak ada yang perlu dijelaskan.

Kenapa putus? Alasannya, Wahyu yang terlalu posesif. Jeno itu tidak suka dikekang, dan sikap Wahyu yang curigaan membuatnya memilih mengakhiri hubungan.

Dan ini sama dengan kasusnya dan Sonya. Setelah menjelaskan kepada gadis itu kalau ia dan Wahyu sudah lama selesai.

Sonya seperti tak sepenuhnya percaya. Apalagi beberapa orang menganggap dirinya adalah penyebab putusnya hubungan antara Jeno dan Wahyu.

"Soy, gue udah bilang tadi. Kita selesai!" ucap Jeno sembari melepaskan genggaman Sonya kemudian beranjak keluar dari kafe.

Jeno berjalan kearah parkiran. Ia masuk kedalam mobil, sudah akan menghidupkan mesinnya sebelum matanya menangkap sosok yang lewat tepat didepannya sambil menyeret sebuah koper.

Gadis itu berhenti, menyebabkan Jeno tak bisa lewat dan harus menunggu. Nampak kesusahan karena tangan yang masing-masing memegang kertas makanan juga koper. Belum lagi lengannya mengapit ponsel.

Gadis itu tengah berbicara dengan seseorang lewat telepon. Jeno tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena tertutup rambut. Tapi ia tahu kalau gadis itu tengah menggerutu.

Jeno menghela nafas, memilih untuk membunyikan klakson agar gadis itu segera minggir.

"Sabar!" ucapnya kemudian sibuk berbicara dengan ponselnya lagi.

Jeno mendengus. Kok jengkelin, ya??

Pemuda itu akhirnya turun dari mobil, hendak menegur sebelum akhirnya memilih diam ditempat ketika suara gadis itu naik beberapa oktaf.

"INI GUE DIKAFE!! GUE NUNGGUIN DIBANDARA SAMPE SEJAM TAPI LO PADA GAK ADA YANG JEMPUT!!"

"SABAR, SABAR! YA ELO ENAK NGOMONG SABAR. TAU GITU GUE NAIK TAKSI UDAH NYAMPE DARITADI!!"

"Udah, ah! Males ngomong sama lo, bye!" dengus gadis itu memutuskan panggilan.

Jeno mengerjapkan mata. Ia diam beberapa saat, sebelum melangkah mendekat.

Jeno berdeham pelan. "Permisi, Mbak. Bisa minggir, gak? Mobil saya mau Lew-"

Kata-kata Jeno terhenti diujung lidahnya. Ia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat begitu gadis didepannya itu mendongak.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Where stories live. Discover now