73. UAS

25 5 0
                                    

Hari demi hari berlalu, perlahan semuanya kembali membaik. Bagi sebagian orang, mereka mulai melupakan peristiwa-peristiwa yang belakangan ini terjadi.

Hari ini GHS mengadakan ujian akhir semester atau UAS. Bagi anak rajin tentu hal ini disambut dengan excited. Sebaliknya, bagi kaum rebahan hal ini merupakan ujian kesabaran.

Seperti yang dialami kelas X-3. Hari pertama ujian di Senin yang cerah ini adalah Matematika wajib.

Haechan menghembuskan nafas panjang. Melirik susunan tempat duduk dihari pertama UAS ini.

Sial sekali karena anak-anak yang pintar dikelas duduk didepan.

Seperti Lioni, Naya, Rendi. Hanya Susan satu-satunya yang duduk dibelakang. Bahkan paling belakang dengan didepannya ada Ningsih.

Jeno disebelah kanan dan Yaya disebelah kiri gadis itu. Tapi tetap saja, apa yang diharapkan dari Susan???

Cewek itu gak akan pernah ngasih contekan secara cuma-cuma! Yang ada pasti ngomel dulu.

Seperti saat Yaya bertanya. "Sus, nomer 8 apa?"

"F," jawab Susan tanpa menoleh.

"Thanks!" Yaya yang hendak menulis jawaban jadi tersadar. Ia menatap Susan lagi.

"Mana ada pilihan F, anjir?!?!" Protesnya.

"Kalo gitu U."

"Huruf U apalagiii... Pilihannya cuma dari A sampe E aja, Susan Vanilaaa!!!" serunya tertahan.

Ia bahkan menggigit bibirnya agar tidak mengumpat saking gemasnya.

Susan menatap Yaya tenang. "Gabung dua huruf itu nanti pasti jawabannya ketemu!" katanya.

Yaya mengernyit. "F sama U?"

Susan mengangguk.

"Apa maksud—anj!!!" geram Yaya menatap Susan tajam. "Elo tuh yang fak yu!!!"

Susan mengedikkan bahunya, kembali fokus pada soalnya. Haechan yang duduk didepan Jeno jadi mengelus dada.

Haechan melirik Jeno, memberi kode pada cowok itu melalui tatapan. Tentu saja Jeno mendelik tak terima, tapi jadi mendengus saat Yaya berkata lewat gerakan mulut.

"Lu kan calon Kakak iparnya!!!"

Jeno yang baru-baru ini jadian dengan Yulia yang merupakan Kakak gadis itu pun akhirnya mencoba. Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum memanggil Susan.

"Susan..."

Susan mendongak tanpa mengatakan apapun.

"Nomer 8."

"Tanya Yaya, dia udah gue kasih tau," jawab Susan membuat mereka menghembuskan nafas.

"Gak gitu konsepnya, Sus!" Yaya mengeluarkan protesnya saat guru pengawas keluar.

Susan sendiri hanya memperlihatkan raut polosnya. "Terus gimana?"

"Shua! Shua! Shua!! Nomer 8 opo???" Serobot James.

"F."

James mengerutkan keningnya. "Emang ada?"

"Tambah U."

Raut wajah James langsung berubah datar. Ia mengacungkan jari tengahnya. "Fuck you, girl!"

"Terserah kalian yang penting gue udah ngasih tau!"

"Ngasih tau apa he Susanaaa!!! Yang ada lo tuh ngatain kita!!!" Seru Yaya gemas.

Ningsih yang pusing dengan perdebatan teman-temannya pun mendengus kesal. Ia menatap cowok-cowok itu.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Where stories live. Discover now