20. Nyeseknya Terlantar

50 12 0
                                    

Mark menghembuskan nafas panjang, pemuda tampan itu mengedarkan pandangannya.

Melirik kearah teman-temannya yang juga duduk pasrah sambil menopang dagu.

Hanya bisa memerhatikan sekitar, juga beberapa siswa yang sibuk bermain dibawah hujan tanpa memikirkan seragamnya yang basah.

"DAAAR!!!" teriakan Rendi membuat mereka refleks menoleh.

Haechan ditengah lapangan yang tadinya sibuk main bola sambil kejar-kejaran jadi melambai.

"Udahan, woy! Ntar dimarahin emak lu!" peringatnya.

Haechan sendiri langsung mengarahkan telunjuknya ke samping kanan.

"Bang Chan yang ngajarin!!" katanya lalu kembali mengejar bola.

Bangchan yang dijadikan tersangka jadi mengumpat. Menatap adiknya itu tajam. Punya adik jenis Haedar Dwi Chandra emang gak tau diri.

Rendi tertawa pelan, melihat kini Haechan sudah ditabok oleh Bangchan. Kadang Rendi heran, yang bentukan Herlambang kenapa adeknya kaya Haedar??

Bangchan putih, Haechan sawo matang. Bangchan ganteng, Haechan ala kadarnya. Kenapa kesannya kaya mereka bukan saudara? Gak ada mirip-miripnya!

Kecuali sikap keduanya yang sama-sama bobrok!!

"Ketua kelas.." suara datar itu jadi mengalihkan atensi mereka.

"Eh, kak Theoo!!!" sapa Karina langsung menegak dengan raut sumringah.

Aji disampingnya langsung menutup wajah gadis itu. Mendorongnya menjauh.

Karina langsung menghempaskan tangan Aji, melotot garang kearah pemuda itu.

Atheo jadi mendecak. "Siapa ketua kelasnya??" suaranya makin dingin.

Mark menenguk ludahnya, agak mengkerut berusaha menyembunyikan diri dibalik tubuh jangkung Galih.

Gimana, ya.. Dipanggil ketua OSIS pas kondisi lagi begini kan ngeri juga........................

APALAGI MUKA KETUA OSIS NYA TANPA EKSPRESI BEGINI!!!!!

Mark menghembuskan nafasnya pelan, tapi jadi mengangkat tangan pasrah saat Lioni menyenggol pinggangnya.

"Sono!" suruh Lioni berbisik pelan sambil menunjuk Atheo dengan dagu.

Mark mengerucutkan bibir, tapi tetap maju. Berdiri didepan Atheo yang masih menatap datar.

"Sa-saya, kak.."

"Kelas kalian beneran gak bisa dipake lagi?" tanya Atheo.

James langsung maju, mengangguk-angguk. "Keknya lebih parah dari kelas elu," katanya mengedikkan bahu.

Mengingatkan kondisi kelas 11 IPS 3 yang seharusnya.. Atheo jadi merapatkan bibir.

"Ada tiga yang kelasnya rusak parah, 11 IPS 6, 12 IPA 1, sama kelas kalian. IPS 6 udah ngajuin buat pindah ke samping aula atas, 12 IPA 1, di gedung baru samping TU. Tinggal kalian aja yang belum. Lo tadi kemana? Bukannya udah diumumin yang kelasnya rusak cepet lapor ke TU?" jelas Atheo.

"Tadi sibuk mindahin barang, kak," jawab Mark menunduk.

"Ada wakil. Sebagai ketua lo harusnya lebih bertanggung jawab! Gak bisa mikirin satu hal doang yang padahal masih bisa di handle yang lain. Sekarang kelas lo terlantar gini, lo mau gimana? Gak banyak ruang kosong yang sisa disekolah."

Mark merutuk, kalau tau bakalan diomelin begini. Dia gak akan mau di seret-seret Haechan buat bantu ngangkat barang tadi.

Pemuda tampan itu melirik teman-temannya meminta pertolongan. Tapi satu persatu dari mereka malah mengalihkan pandangannya.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Where stories live. Discover now