39. Beauty and the Beast

60 12 0
                                    

"Ini waktunya gak ada sejam lagi, lho, dan kita masih muter-muter ga tau mau nyari apa!" keluh James.

Saat ini mereka tengah melewati koridor kelas.

"Eh, liat! 12 IPA 1 udah kelar kayaknya.."

"Emang kalo punya otak jenius tuh, gampang, sih.." James geleng-geleng kepala melihat rombongan 12 IPA 1 melintas di gedung sebelah menuju lapangan.

Haechan tersentak. "IPA 1?" gumamnya. Pemuda itu berusaha keras memutar otaknya.

Sambil menjentikkan jari, Haechan menoleh pada Susan. "Kita ke 11 IPA 1 sekarang!"

"Ya, gak bisa asal pergi gitu aja dong, Dono!!" sahut James.

Galih yang mendengar itu juga jadi mendengus. Menyilangkan tangan didepan dada. "Lu gak usah ngadi-ngadi!" datarnya.

"Yang ngadi-ngadi siapa, anjirr!! Haechan mendengus. "Gue udah ketemu ruangan 21 A!"

James memicingkan mata. "Yakin?"

"Yakin!"

"Pasti?"

"Ya, pastilah!"

"Are you sure??"

"Sumpah, deh! Beneran gue udah ketemu!!"

"Kenapa kita harus ke 11 IPA 1?" tanya Naya juga bingung.

"Karena 11 IPA 1 itu ruangan 21 A!!!" ujar Haechan.

"Tapi 11 IPA 1 kan disingkat jadi 2A1" protes James.

"Lo lupa di GHS ada beberapa kelas yang punya julukan unik? Na—"

"11 IPA 1 julukannya 21A!" sahut Susan.

Haechan langsung mengangguk setuju.

"Kok??" tanya James masih belum mengerti.

"2 untuk kelas 11 SMA. A untuk jurusan pengetahuan alam. Dan 1 untuk kelas mereka, IPA 1, jadi 2A1. Tapi karena mereka nganggap kelas mereka paling pinter makanya 21A! Bener kan??"

Susan mengangguk untuk penjelasan Naya. "Kelas 2, nomer 1 dijurusan IPA. 21A!" Ia mengalihkan tatapannya pada Haechan yang tersenyum lebar. "Lo kalo lagi bener, bisa pinter juga, ya??" kata Susan dan Haechan mencibir.

"Ya udah kalo gitu ayo jalan!!"

Mereka pun meneruskan perjalanan yang dihiasi oleh perdebatan, beberapa kali teriakan dan umpatan kasar.

******

"Mark!"

Pemuda berdarah Kanada itu pun menoleh. Melihat Aji dan Chelo mendekat kearahnya.

"Gimana?"

"Mereka nyasar," kata Aji yang diangguki oleh Chelo.

"Susan tadi teriak ngamuk-ngamuk gara-gara dilempar uler mainan," lapornya.

"Terus?"

"Udah, gitu aja."

"Kita langsung pergi gara-gara Lalat nendang uler mainannya kearah kita," ujar Chelo.

Mark yang mendengar itu pun hanya bisa menepuk kepalanya. "Gak guna ngutus lo berdua jadi mata-mata!"

Ia melirik pesan yang baru saja masuk ke HP nya.

UJ: Mereka lama bener anjirr.. Ini gua udah digigit nyamuk tambah jadi nyamuk!

Mark: Sabar. Aji's said they're lost

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang