69. Super Mark

28 7 2
                                    

"GUE DULUAN!"

"ENAK AJA, GUE YANG DULUAN!!"

"NGALAH KEK LO SAMA CEWEK!"

"LAH, SAPA ELU?!"

"BERISIK BANGSAT!"

Giselle dan Haechan langsung menutup mulut mereka rapat-rapat. Keduanya jadi melepaskan tangan dari kursi yang sejak tadi menjadi sumber perdebatan.

Galih mendengus kasar, cowok itu menatap Haechan datar. "Pindah!" Perintahnya.

Haechan tentu saja mengeluarkan raut protesnya. "Kok gue?! Gue yang duluan, Lat!" Ujarnya.

"Mau gue tampar?!" Tanya Galih membuat Haechan segera mencari tempat duduk lain.

"Cuma kelas ini emang yang didalam lab aja masih suka berantem sama teriak-teriak," gumam Rendi miris.

"Yang sabar ya, Ren.." kata Helena menepuk-nepuk bahunya prihatin.

Rendi menghela nafas, kepalanya mengangguk berusaha menguatkan diri.

Untung nya pelajaran udah selesai, tinggal sisa mereka karena mereka yang piket beresin lab.

Bayangin kalo formasi lengkap apa jadinya?!?!?!

"Ren, gimana soal kelas?" Tanya Haechan.

"Kayaknya gak bisa deh, itu udah final. Kita gak bisa apa-apa lagi."

"Haechan mendengus mendengar itu. "Sumpah ya, kita kelas baru bukannya bagus malah ancur tau gak! Udah paling ujung, belakangnya kamar mandi, deket tempat sampah pula. Untungnya cuma dua, jauh dari ruang guru sama samping kantin!"

"Gara-gara kalian berisik terus nih, makanya dikasih kelas paling ujung!" Omel Rendi.

"Tapi gue rasa kelas sepuluh semuanya dapet ampas sih. Liat aja, kita digedung F, bukannya harusnya ini kelas anak sebelas IPA?" Ujar Helena.

Mereka tengah membahas kelas baru mereka yang kembali berpindah. Bukan lagi di gedung baru, melainkan gedung paling ujung sebelah utara sekolah.

Benar-benar bukan?

Mark sempat mengajukan protes, tapi sepertinya tidak dipedulikan. Apalagi ini sudah masuk bulan November, ada event besar hari guru yang menanti.

"Udahlah terima aja, lomba hari guru udah mau deket. Pikirin itu aja!" Sahut Galih tak mau ambil pusing.

"Ini semuanya udah selesai kan? Kalo udah ayo balik!"

*****

Susan terlihat fokus menggunting karton yang digunakan untuk menghias kelas. Dibantu Lioni, sedangkan Naya tengah sibuk membuat denah tempat duduk bersama Wahyu.

"Hai guysss!!!

Yang ada dikelas hanya menoleh sekilas kemudian fokus pada pekerjaan mereka lagi.

Hal itu membuat Yujin mengumpat melihat respon teman-temannya.

"Woy, kalian laper gak sih?" Tanyanya.

"WOY, DENGER GAK SIH GUE NGOMONG APA?!?!"

Yuki menggebrak meja dengan kesal. "Mark! Kandangin kek tuh peliharaan lo biar gak menggonggong mulu!"

"Udah Ki, biarin aja yang paling bego berisik terus," sahut Jeno tenang.

"Sialan!"

"Yang mau order makanan siapa?" Tanya Chelo yang baru saja masuk kelas.

Yujin langsung mengangkat tangan tinggi-tinggi. "Dibayarin gak nih?"

"Iya, pake kas," jawaban itu tentu saja membuat Lioni melebarkan mata.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang