74. Señorita

26 6 0
                                    

"Padahal UAS udah selesai, tapi kita masih harus sekolah! Peraturan macam apa ini?!?!?!" Pekik Wita didepan kelas kala itu.

Cewek-cewek yang ada dikelas hanya bisa menghela nafas. Mereka sama kesalnya dengan Wita.

Cuma karena belum pembagian raport dan pengumuman lomba-lomba selama Festival sekolah, mereka harus tetap wajib sekolah.

Buat apa sih?!?! Lagian pasti nilai sekolah yang masuk dari absen sebelum UAS, bukan setelahnya.

Jam menunjukkan pukul 12 siang. Para anak cowok yang merupakan muslim ada di masjid untuk jumatan hari itu.

Sedangkan yang merupakan non-muslim yaitu Chelo dan Mark ada dilapangan. Lagi main futsal.

"Rame banget dibelakang kaya lagi ngantre sembako.." celetuk Wahyu yang baru saja masuk ke kelas.

"Hm? Ya, namanya juga kantin," sahut Karina.

Sudah dibilang kan kalau kelas mereka yang baru ini istimewa? Bahkan mereka ragu waktu lomba kelas peringatan hari guru waktu itu kalau nanti mereka bakal menang.

Walaupun mereka udah berusaha ngehias kelas sebagus mungkin. Tapi tetap aja karena posisi kelas mereka yang saking strategis nya bikin mereka minder.

Wahyu sontak menggeleng. "Bukan ke kantin, orang-orang pada ngantre ke kamar mandi tuh."

"Ngapain ngantre ke kamar mandi?" Tanya Helena polos.

Susan menghembuskan nafas keras. Ia menoyor kepala Helena dengan pena. "Mau mojok, Len! Ya, karena panggilan alam lah!!" Serunya gemas.

Helena mencebikan bibirnya. "Ya, kali aja gitu.."

"Tapi masa iya kekamar mandi selama itu?" Kata Wahyu.

"Señorita an kali," sahut Susan asal.

Tapi ia langsung berdiri begitu Karina berlari kedepan mejanya. Lalu bernyanyi.

"I love it when you call me señorita
I wish I could pretend I didn't need ya
But every touch is ooh, la-la-la... It's true, la-la-la.. Ooh, I should be running..."

Semuanya melongo, bahkan Naya sampai menarik lengan Susan agar gadis itu duduk kembali. Tapi Susan dan Karina malah nampak larut.

"TARIK SIS!!!" Seru Yuki sambil mengibaskan rambut panjangnya.

"X-3 DIGOYAAAAAANG!!!!!!!!!" Teriak Wita sambil berdiri diatas meja.

"Ooh, you know I love it when you call me señorita. I wish it wasn't so damn hard to leave ya. But every touch is ooh, la-la-la... It's true, la-la-la..
Ooh, I should be running, Ooh, you keep me coming for ya!!!"

"All along I've been coming for ya (for ya). And I hope it meant something to ya (ooh). Call my name, I'll be coming for ya... Coming for ya, coming for ya, coming for ya!!!"

Lioni yang nyawanya belum genap karena terganggu suara bising sampai geleng-geleng melihatnya. Ya beginilah kelakuan para cewek dikelas kalau tidak ada kaum Adam.

Mereka bebas mau gila-gilaan.

"Stop, stop!! Udah ya, konsernya udah abis! Lagi Adzan!" Lerai Giselle.

Karina mendecak, ia menatap Susan. "Nanti lanjut lagi!" Ucapnya yang dibalas acungan jempol oleh Susan.

Helena segera meletakkan tangannya di kening Susan begitu gadis itu duduk. Naya bahkan ikut penasaran.

"Panas," kata Helena membuat Susan mendelik.

"Kerjain aja tugas lo tuh!" Ucapnya sambil menunjuk buku catatan Helena.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang