23. Cewek Kalo PMS

53 10 0
                                    

"Nay, jauh-jauh dari gue!" usir Yaya seenak jidat.

"Dih?! Gue juga mau latihan, Yaya!!" delik Naya melotot dengan mata sipitnya.

Yaya yang melihat itu melengos, cowok yang memegang bola basket ditangan kanan itu mendengus sambil mengangkat bolanya.

"Gue bingung mana elo, mana bola. Sama-sama bulet," ujarnya menunjuk Naya.

Naya jadi mengumpat, mengancam akan melempar bola yang gadis itu pegang membuat Yaya langsung berlari kabur.

Hari itu, X-3 tengah memakai lapangan di gedung baru untuk pengambilan nilai praktik olahraga.

Hari ini mereka ambil nilai untuk basket. Walaupun tadi dikelas sempat ribut karena Yaya dan Yujin protes kenapa bukan futsal saja lebih dulu.

Jadilah adu cekcok antara Yaya dan Yujin sebagai perwakilan tim futsal. Dan Haechan sebagai perwakilan tim basket.

Diantara yang sibuk berlatih, ada juga yang sibuk berfoto selfie. Yang paling tidak berfaedah adalah joget-joget ditengah lapangan.

Yujin dan Yuki, kini sudah berduet menarikan lagu Blackpink yang di medley.

"HAECHAN ANJENGG!!!"

Teriakan keras itu jadi menyita perhatian semua orang. Termasuk beberapa orang yang diluar gedung jadi ikut memerhatikan.

Giselle yang tengah menjerit gara-gara Haechan menyodorkan seekor ulat bulu warna hitam.

Karina didekat Giselle juga jadi memekik dan menyumpahi Haechan. Ningsih sudah berlari kabur.

Wita bergerak maju, menabok kepala Haechan keras. Ulat bulu itu jadi terjatuh, membuat Wita langsung menginjaknya dengan cepat.

"Wit, jahat bener ama ulet nya. Didatengin arwahnya tau rasa lo!" komentar Chelo.

Wita mendecak  gadis itu berkacak pinggang. "Kalo didatengin emang kenapa, ha?! Kenapa?!?!"

Chelo gelagapan, pemuda itu jadi mengibaskan tangannya. Membuat Wita mendengus melihat itu.

"Woi, pelan-pelan... Ntar didatengin guru anjirr!!" tegur Rendi.

"Haechan tuh! Pindahin kek ke Pluto. Najis gue liatnya!" kata Giselle sebal.

"Salah terus aku dimatamu, kapan aku benarnya, bundaa.."

"MAKAN TUH BUNDA, ANYING!!" seru Karina menimpuk pemuda itu dengan bola membuat Haechan memekik nyaring disertai umpatan kasar.

Mark, si ketua kelas sudah melongo. Pemuda itu sampai tak jadi menembakkan bola ke ring gara-gara kaget.

"Ck, Mark! Kalo masi lama minggir, deh!" decak James mendorong tubuh ketua kelasnya itu.

Mark yang tidak siap hampir jatuh dengan posisi wajah yang pertama kali menyentuh tanah.

Sementara beberapa siswa yang tak kebagian bola menepi dipinggir lapangan. Duduk-duduk sambil ngerumpi ria.

Susan menyandarkan kepalanya disamping pilar. Menatap teman-temannya dengan malas.

"Latihan sono, njirr. Jan duduk mulu," suara serak itu membuat Susan menoleh, melihat Galih yang sudah duduk disisinya.

Gadis itu kembali memandang kedepan dengan acuh, nampak tidak peduli.

"Sariawan mulut lo? Atau bisu. Diem aja di ajak ngomong," sindir Galih.

Gadis itu jadi mendelik. Raut wajahnya nampak kusut sekali. "Ck, males!"

"Males ngomong apa males main bola? Yang jelas, dong!"

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Where stories live. Discover now