63. Dihempas Gelombang, Dilemparkan Angin

31 7 0
                                    

A special chapter for the people I love.

Happy Birthday Bestie 🥰🥰🥰

*****

"Anak GHS mainnya sok jagoan banget sumpah!"

"Iya anjirr.. mana songong lagi pas udah menang. Kan ngeselin!"

Atheo yang saat itu tengah dalam perjalanan hendak menuju ke sekolah sontak menajamkan pendengarannya.

Hari masih pagi, tapi sudah ada saja yang ngerumpi. Mana anak cowok lagi. Kan... geli...

Tapi... namanya juga manusia. Gak peduli gender, kalau sudah sifatnya ya mau gimana lagi.

Kembali ke topik utama, beberapa siswa SMA Xaverius yang tengah duduk didekat gang minimarket yang ia singgahi. Membicarakan hasil pertandingan basket kemarin.

Dimana Galaxy High School berhasil memetik kemenangan walaupun sempat terjadi kerusuhan karena SMA Xaverius yang tidak terima dengan kekalahan.

"Deron kemarin mau nantangin tawuran."

"Serius?!"

Cowok dengan rambut agak keriting mengangguk. "Hm.. waktu itu udah mau ditonjok sama anak GHS. Cuma ditahan sama Roni."

"Wahh.. gak tau apa ya kalo di GHS itu banyak jawaranya!"

"Si goblok! Dikira itu sekolah silat!"

"Tapi.. emang bener, njing. Anak GHS jago kalo masalah tawuran."

"Ya kalo mereka dijegat terus dikeroyok mau apa?"

"Iya sih.."

"Mending Lo semua hati-hati deh. Denger-denger mereka mau jegat anak basket GHS. Gak usah ikut-ikut kalo gak mau kena masalah!"

Tubuh Atheo membeku. Tangannya dengan cepat merogoh saku celananya. Mengambil hape dan langsung mendial nomor seseorang.

Seseorang yang bahkan sudah lama tidak pernah ia hubungi nomornya walaupun setiap hari mereka bertemu.

"Ngapain lo nelfon gue-"

"Yuli sama Shua dateng bareng siapa?!" Potongnya cepat.

"Ya gak tau. Bukannya jatah lo sama Sean??"

"Gue udah jalan. Gue kira lo jemput mereka karena lo keluar rumah pagi banget," ujar Atheo.

"Sialan! Lo dimana sekarang?!"

"Udah di deket sekolah. Bilang ke Sean suruh ambil jalan muter, elo juga! Anak Xaverius mau jegat anak basket."

Amir menggeram. "Infoin ke yang lain! Gue mau nyisir jalan buat mastiin Yuli sama Shua aman."

"Oke, gue panggil anak-anak!" Jawab Atheo sebelum memutuskan panggilan.

Pun dengan cepat Atheo melarikan kaki nya untuk melakukan perintah itu. Tangannya kembali mendial sebuah nomor yang sayangnya tak kunjung diangkat.

"James anjing!" Rutuknya.

Saat hendak menyimpan hapenya disaku lagi. Sebuah panggilan yang masuk membuat rasa tidak nyaman bercokol dihatinya.

"Halo Yul?"

Tidak ada jawaban. Tapi suara keributan diseberang sana membuat dirinya semakin gelisah.

"Yulia??"

"Kak.. to-tolong.. Kak Sean dikeroyok hiks.."

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Where stories live. Discover now