38. Survive you

143 10 0
                                    

Ethan benar-benar tak mendatangi Clara, tapi itu hanya berlaku dua hari. Dirinya tidak bisa menahan lebih dari itu.

"Sampai nanti Sayang," Clara mencium pipi kiri Steve.

"Dan ini tas mu," Clara memberikan tas kerja milik suami tercintanya. Steve memberikan pelukan hangatnya sebelum membalas ciuman Clara tepat dibibir istrinya itu.

"Kabari aku jika kau bisa makan siang bersama ya."

Kehidupan rumah tangga mereka sangatlah menjadi impian semua orang. Mereka tidak pernah bertengkar, yang ada hanyalah sikap manis dan manja satu sama lain. Keduanya cukup bisa membuka diri.

Seperti pagi ini Clara menunggu sampai mobil Steve keluar gerbang untuk berangkat kerja. Lagi, Clara menangkap sosok Ethan berdiri dibalik pohon seberang jalan. Dia tidak bodoh, ia tahu dan sadar Ethan mengikutinya dari jarak jauh hanya untuk memperhatikannya dalam diam.

"Cih, menyedihkan. Harusnya dia membuka lembaran baru dan hidup seperti biasa." Kapan pria itu bisa berpikir. Clara sungguh menanti hari itu.

Semenjak pembicaraan mereka Ethan memang tidak menemuinya, tapi Ethan mengawasinya terang-terangan. Clara tidak memperdulikan itu dan bersikap biasa-biasa saja. Asalkan itu tidak mengganggunya atau membahayakannya saja.

Clara sudah siap melakukan aktivitas padatnya. Siangnya dia membeli makanan direstoran untuk Steve. Akhir-akhir ini suaminya semakin lengket padanya.

"Makanan datang." Rasa lelah langsung hilang begitu Steve mendengar suara Clara.

Clara sengaja memberi senyuman lebarnya dan memeluk Steve, ia tahu Ethan masih mengawasinya melalui jendela.

"Sayang, sebenarnya aku sudah selesai hari ini, aku ingin menemani mu disini tapi aku juga ingin tidur."

Steve mengelus rambut Clara. "Tak apa, pulanglah dan tidur siang."


*

Clara terbangun saat hari sudah sore. Daun-daun coklat berguguran, langit begitu tenang, seakan menyapa jiwa Clara yang damai setelah bangkit dari alam mimpi. Dilangkahkan kakinya keluar rumah, duduk dikursi yang berada dibawah pohon. Sudah lama ia tidak bersantai seperti ini.

"Ah rumah ku surga ku." Clara memejamkan mata membiarkan angin menerpa wajahnya.

"Sayang.." suara lembut suaminya membuatnya terlonjak.

"Ayo masuk," Clara antusias berdiri menggandeng tangan Steve. Namun langkah pria itu tercekat, Clara mengikuti arah pandang Steve. Tepat dibalik pagar sana terdapat Ethan tengah berdiri.

"Mmm dia memang sering seperti itu. Maksud ku dia memperhatikan ku dari jauh."

"What??" Steve terjeut dan hal seperti itu Clara sama sekali tak memberi tahunya. Bagi Clara yang terpenting Ethan tidak bertingkah lebih jauh. Walau dilihat dari tatapannya Ethan sangat putus asa, hingga dia bertingkah bodoh seperti orang gila. Clara merasa kasihan itu sebabnya dia membiarkannya saja.

"Sudahlah ayo masuk." Clara menarik tangan Steve.


*

"Kemana Steve?" Tanya Alex. Keluarganya sedang jogging bersama setiap akhir pekan. Kebiasaan baru saat Clara kembali dari Amsterdam. Alex sadar betapa berharganya waktu kebersamaan dengan keluarga.

"Dia ada urusan mendesak dan tidak bisa ikut." Jelas Clara.

"Menantu kita memang super sibuk, tak ada bedanya dengan mu." Imbuh Nancy meminum airnya.

Clara melihat sekeliling, aneh! Tak ada Ethan. Pria itu dari pagi tak terlihat mengawasinya. Clara menepis  pemikirannya, ia tak seharusnya perduli.

Wanna Die (Complete)✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora