2. Terror

571 145 49
                                    

Sebuah mobil merah memasuki area parkir mensejajarkan posisinya dengan deretan mobil mewah yang lain diikuti mobil hitam dibelakangnya. Tampak beberapa orang berseragam hitam dengan tubuh besar dan juga otot-otot yang menonjol menambah kesan sangar untuk mereka.

Sang supir sudah lebih turun dan membukakan pintu mobil untuk sang tuan putri.

Seorang gadis bergaun putih dicampur motif bunga berwarna biru langit selutut dan high heel 5 cm berwarna putih pula keluar dari mobil. Sejenak ia merapikan sedikit rambutnya yang agak berantakan karena diterpa angin.

Ia milirik sekilas ke jam tangan yang melingkar dilengan kirinya, cukup tepat waktu ia sampai.

Ia menyuruh salah satu bodyguard untuk membawakan kadonya. Satu bodyguard menemani si supir berjaga dimobil, dua bodyguard berjaga dipintu masuk, dua bodyguard ikut kedalam ruangan tapi mengawasi Clara dari jarak jauh, dan dua bodyguard lainnya stand by didekat Clara.

Walau risih Clara tak mempermasalahkan hal itu dan mencoba untuk terbiasa. Semua mata tertuju padanya saat memasuki ruangan. Ada yang menatap penuh kagum, iri, dan tatapan memuja khususnya bagi para pria.

Clara disambut dengan suara music DJ, pesta belum dimulai tapi suasana sudah memanas seperti ini. Cih, sahabatnya itu memang mengadakan pesta sesuai seleranya.

"Claraaaa." teriak seseorang histeris. Tak lain dan tak bukan adalah si tuan rumah.

Rose dengan gaunnya berwarna merah menyala sedikit menjuntai kelantai dengan belahan panjang dipahanya, jangan lupakan lipstick ekstra tebal berwarna senada membuat Clara menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia sangat hafal Rose tipikal orang yang glamour.

Rose memeluknya singkat dan mencium pipi kiri dan kanannya bergantian.

"Kau sangat cantik malam ini Clara." Rose tulus memujinya.

"Ya, aku tahu. Aku memang selalu cantik." ucap Clara sarkatis.

Rose mendelik. "Ah sombongnya sahabat ku ini, tapi aku senang kau bisa datang. Pesta ku akan lebih berkelas karena kedatangan mu. Beruntungnya aku bisa bersahabat dengan model papan atas seperti diri mu."

"Kau sungguh berlebihan Rose. Cepatlah mulai pestanya. Kau tahu, aku sudah mengantuk."

"As you wish, sis!"

Rose menghampiri MC yang ia sewa untuk acaranya untuk segera memulai pesta. Semua undangan sudah berkumpul untuk acara meniup lilin dan memotong kue.

Setelah acara inti selesai satu persatu mereka menyalami Rose dan memberikan kadonya. Banyak dari mereka yang justru meminta foto bersama Clara.

"Ayolah, aku sengaja datang ke pesta ini karena aku tahu kau sahabat Rose. Jadi biarkan aku berfoto dengan mu." ucap gadis remaja yang menghampirinya.

"Kau sangat cantik Clara, bahkan lebih cantik melihat mu langsung daripada dimajalah."

"Aku juga ingin berfoto dengan mu."

"Tandatangan mu juga, apa boleh?"

"Lihatlah ke kamera ku, manis."

Begitulah sederetan kalimat yang ia dengar, mendadak Clara sudah dikerubungi banyak orang. Dengan sigap bodyguardnya menghalau dan menertibkan para tamu.

Clara dengan sabar melayani mereka satu persatu. Clara tak ingin membuat mereka kecewa karena Clara juga bisa seperti ini karena dukungan mereka. Clara bahagia jika bisa membuat orang lain bahagia walau itu dengan cara yang sederhana.

Acara foto-foto diakhiri dengan foto bersama, dengan Rose yang memegang kue. Tampak raut kebahagiaan terpancar dari raut mereka semua. Sudah jelas, pesta ini berjalan sukses.

Wanna Die (Complete)✓Where stories live. Discover now