16. Hateness

167 36 4
                                    

Di ruang tamu atmosfer tiba-tiba lenyap diruangan itu. Menghempaskan udara disekitar mereka.

Ethan memandang sengit tamu tak diundang yang baru saja datang. Sedangkan yang ditatap hanya mampu membalas dengan tatapan yang tak terlalu mengintimidasi seakan bertanya apa yang salah dia ditatap seperti itu. Makhluk cantik ditengah mereka memperhatikan adu tatap yang terjadi di depannya bergantian.

"Khem.." Clara mencairkan suasana. Membuat dua pasang mata tertuju padanya.

"Apa yang membawa mu kemari Steve?"

Steve menyunggingkan senyumnya. Tangannya menunjukkan proposal.

"Aku sedang melihat kompleks ini. Dan ku lihat alamat mu berada disini jadi aku sekalian mampir. Tak apa kan?"

Clara mengangguk. "Ah tak apa."

"Tidak penting sekali." Ucap Ethan.

Steve meliriknya sekilas lalu kembali fokus pada Clara.

"Aku sedang mengembangkan beberapa resort disini. Dan aku harap kau bisa menjadi modelnya."

"Aku?"

"Dia tidak bisa. Clara sudah sibuk dengan pembuatan filmnya." Ethan menimpali.

"Kau itu bintang terkenal jadi sangat menguntungkan untuk resort ku,lagi pula kau tinggal diwilayah sini bukan? Sepertinya aku akan menjadikan mu bintang langganan ku. Kau tahu pemotretan sebelumnya sangat melebihi target."

Memang benar, Clara kali pertama menjadi model untuk produk kecantikan yang Steve kelola. Bukan hanya produknya laris memang tak sedikit pula yang meniru gaya Clara khususnya didalam fashion.

Ethan mengepalkan tangannya. Beraninya ada orang yang mengacuhkannya, dan berbicara seantusias itu pada kekasihnya. Dia tidak akan bersabar lagi saat ini.

"Bagaimana kalau kau melihat pembangunan resort ku?"

Tangan Ethan mulai menarik secangkir kopi. Entah isinya yang akan ia siramkan atau cangkir beling yang akan dia layangkankan kepada kepala Steve.

"Aku ada waktu ayo kita berangkat sekarang." Clara berseru semangat.

Belum sempat Ethan menyanggah, mereka berdua telah berdiri penuh gairah. Dengan amarah terpancing Ethan terpaksa mengikuti mereka.

Ethan mencekal tangan Clara sebelum menaiki mobil. "Kau duduk dibelakang bersama ku."

Clara menghela nafas sedang Steve telah duduk di kursi pengemudi. Clara segera masuk ke bagian belakang diikuti Ethan.
Tanpa mereka sadari seorang pria memperhatikan mobil mereka yang kian menjauh. Setelah mobil Steve tidak terlihat lagi barulah ia bergegas masuk ke mansion Clara. Jalannya santai tapi penuh kehati-hatian. Ia sudah hafal setiap sudut rumah ini, ia bahkan hafal dititik mana saja ketika jam seperti ini para penjaga berjaga. Akhirnya ia bisa masuk ke kamar Clara.

Sebelum mengobrak-abrik ia memperhatikan sedetail mungkin kamar itu agar ia bisa meminalisir waktu untuk mencari sesuatu yang ia inginkan.

Keberuntungan sedang berpihak kepadanya. Keberadaannya sangat pas untuk keadaan saat ini. Dirinya luput dari cctv tersembunyi yang dipasang Ethan khusus untuk memperhatikan Clara. Tentu saja! Karena pria itu sedang menemani Clara bukan?

*

Tak butuh waktu lama hanya lima belas menit mereka telah sampai. Clara berdecak kagum dari luar. Ia tak terlalu sering melewati bangunan itu karena proses pembangunannya sehingga Clara lebih memilih jalur lain jika bepergian. Ternyata pembangunan gedung itu telah selesai. Mirip bangunan yunani kuno, mewah dan ah Clara tak mampu berkata apa-apa lagi.

Wanna Die (Complete)✓On viuen les histories. Descobreix ara