14. Tell me

176 49 7
                                    

Crass...

Suara tebasan berakhir dengan cipratan darah mengenai wajah Ethan, ada beberapa onggok tubuh kaku manusia sebelum ia mengayunkan samurainya pada orang didepannya sebagai tugas akhir.

Finish, semua telah selesai. Pembantaian yang sangat mudah dan cepat sampai Ethan tidak bisa menikmati kegiatannya, sungguh disayangkan. Dilihatnya baik-baik empat sampai lima korbannya, satu ayah, istrinya, dua orang anaknya dan yang satunya pengawal pribadi keluarga tersebut. Ada sensasi sendiri bagi Ethan jika ia beraksi dalam kegelapan. Tak tanggung-tanggung bahkan semua lampu tak ia biarkan menyala. Ia tak ada waktu menyiksa mereka, baru kali ini ia membunuh dengan cepat-cepat padahal selama ini ia selalu ingin bermain lama dengan korbannya. Tapi wanitanya sedang ada dirumahnya, Ethan ingin segera mendekap Clara kembali.

Ethan meninggalkan mereka seperti bangkai tikus, bahkan dinding saja tak berhak menjadi saksi atas aksinya kali ini.

Tanpa menengok kebelakang Ethan membuang satu logam bulat yang mengeluarkan asap lama kelamaan asap itu semakin bertambah.

*

Guyuran air tak membuat Clara bergeming, tidurnya begitu pulas. Jam menunjukkan jam dua dini hari. Ethan telah selesai membersihkan diri lalu kembali ke sisi ranjang mendekap Clara.

Hp sengaja Ethan matikan agar tak ada yang mengganggu ketenangannya bersama Clara. Baginya Clara menginap di rumahnya tanpa ia paksa sudah membuatnya bahagia. Mungkin gadis itu penasaran akan dirinya. Dan cinta awalnya berasal dari sebuah keingintahuan. Lihat saja Ethan optimis akan membuat Clara membalas cintanya.

*

Clara merasa terganggu, ia merasakan kecupan-kecupan kasar dilehernya. Matanya ia paksa untuk terbuka, jendela yang membiarkan sinar matahari pagi masuk adalah yang pertama ia lihat. Clara menolehkan kepalanya. Ia terlalu kaget sampai hampir saja mendorong Ethan. Beberapa saat kemudian otaknya mulai ingat jika ia menginap dirumah iblis itu.

"Aku sengaja membangunkan mu, jadwal mu sangat padat kan. Jadi mulailah dengan sarapan."

Clara hanya mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Tapi sebelum itu masih ada waktu sepuluh menit untuk ku melakukan ini."

Tanpa apa-apa Ethan mencium bibir Clara. Pertama menempel, menjilat, mengulum, sampai Ethan menekan-nekankan lidahnya agar bibir Clara terbuka. Ciuman kasar yang membuat Clara tanpa sadar melenguh.

"Mphhh.. Henn..tikan..!"

Ya, Ethan lalu melepaskan ciumannya.

"Masih ada lima menit lagi."

Ethan kembali meraup bibir ranum Clara yang seperti candu baginya bahkan Ethan sampai menindihnya sekarang.

Clara seperti mendorong batu, Ethan sama sekali tak bergerak sedikit pun dari posisinya. Tak ada yang bisa Clara lakukan selain menunggu ini selesai.

Setelah berapa lama Ethan melepas pagutannya namun ia berganti membenamkan kepalanya ke ceruk leher Clara.
"Thank you babe. You are never stop make me happy, nice to see you at morning in my arm"

Setelah membisikkan itu barulah Ethan melepas rengkuhannya.
"Sekarang mandilah!"

Lihatlah, sekarang Ethan kembali ke sifat aslinya yang suka memerintah.

Menahan malu Clara langsung menuju kamar mandi, sengaja ia sedikit membanting pintu kamar mandi.

Ethan mendudukkan dirinya bersandar ke kepala tempat tidur. Tangannya menggapai remote untuk menyalakan tv.

"Pembantaian terjadi dikediaman tuan Baaldwen. Sayangnya polisi tidak bisa melakukan penyelidikan karena ada asap beracun didalam rumahnya. Namun diduga ada kasus pembunuhan karena polisi menemukan salah satu maid yang berlumuran darah diteras depan. Untuk sementara waktu polisi tidak bisa masuk ke dalam dan-"

Wanna Die (Complete)✓Where stories live. Discover now