19. Micky Mouse or me?

148 37 0
                                    

Dedaunan kering terbang sebelum satu menit kembali ke tanah begitu mobil melaju. Clara memperhatikan kedua orang tuanya dari belakang. Senyum teduh sang ibu masih sama, canda tawa menambah kehangatan keluarga yang lama Clara idam-idamkan. Semuanya terwujud melalui hal sederhana. Sesekali Alex menolehkan kepalanya hanya untuk melempar senyum pada Nancy.

Clara menoleh kesamping, sejak tadi tak ada aktivitas lain yang dilakukan Ethan selain memandanginya. Tentu dengan senyum tipis, membuat risih yang diperhatikan. Takut-takut jika Ethan berimajinasi tak senonoh terhadapnya.

Sudah lama, sudah sejauh ini dari waktu ia pertama bertemu pria itu. Tak ada tanda-tanda hubungan ini akan berakhir.

Ethan yang tak mau melepaskannya atau Clara kurang berusaha melepaskan diri. Masa depan memang tak ada yang tahu. Nyatanya Clara tak ada waktu untuk itu. Fokusnya hanya untuk karir.

"Are you okay?" Tanya Clara memperhatikan sorot mata itu.

"Yes, l'am ok with you."

Jika benar pria itu mencintainya begitu dalam, apa Clara harus mempercayainya melalui mata dihadapannya ini.

Ini hari terakhir liburan mereka. Besok mereka harus pulang dan kembali dengan urusan masing-masing.

Sebagai penutup mereka ke pusat pembelanjaan terdekat di daerah itu.

"Ah ya, mari kita foto bersama." Setelah menghentikan seseorang untuk memfotokan Alex mengambil posisi, tersenyum bahagia. Setelah potret keempat orang itu berhasil diambil, mereka berpisah. Nancy dan Alex tentu ingin berdua, tak ada kata bosan untuk itu.

"Ayo foto bersama ku." Ajak Ethan.

Clara mendelik, menciutkan senyum yang semula berkembang. "Aku akan berfoto dengan Micky mouse itu daripada dengan mu." Tunjuk Clara, ia memasuki mall melihat-lihat apa yang akan dia beli. Saking asyiknya dia baru sadar Ethan tidak ada dibelakangnya. "Aish kemana dia? Ah sudahlah. Dia bukan bocah tujuh tahun yang akan tersesat."

Clara mengembalikan kembali jam tangan yang ia lihat, dihadapannya ada badut Micky Mouse, Clara hendak menghampirinya. Belum sempat ia melangkah, badut itu berlari lucu menghampirinya lebih dulu. Mungkin badut itu mengenali Clara atau salah satu fansnya.

"Hahaha, hei jangan berlari nanti kau terjatuh." Begitu tepat berada didepan Clara, gadis itu segera mencoba beragam ekspresi bersama si badut didepan lensa.

"Nah selesai."

"Ah apa yang kau lakukan, lepaskan aku." Dengan gerakan tiba-tiba badut itu memeluknya erat membuat Clara sesak.

"Hei lepas. Tolong aku, siapa pun tolong aku. Lepaskan aku dari badut ini. Ethan, tolong aku." Kali ini yang ada dipikiran Clara adalah badut itu fans fanatiknya, penggemar berat berlebihan.

"Hei bukannya itu Clara?" Beberapa orang mengalihkan perhatiannya dan berniat berkumpul perlahan.

Clara meronta didekapan si badut. Sampai akhirnya matanya membulat sempurna begitu seseorang dibalik kostum itu melepaskan topeng kepalanya.

"Micky Mouse or me?" Tanya Ethan mengeluarkan smirk andalannya. Ethan mengecup pipinya cepat sementara Clara masih mematung.

"Ku kira aku tidak perlu lagi meminta foto bersama mu. Tanpa ku suruh sudah ada yang memfotokan ku. Aku hanya perlu mengambilnya di internet." Bisik Ethan dengan jarak begitu dekat. Reflek Clara menoleh kesekeliling, astaga pria ini.

*

Malam hari mereka tiba di California. Tepat pukul sembilan malam mobil sang daddy telah terparkir di mansion.

Wanna Die (Complete)✓Where stories live. Discover now