13

3.2K 392 28
                                    

Changbin dan Felix berlari keluar dari bar, mereka kabur dengan motor milik Changbin. Walau si bos besar tadi ternyata om nya Changbin sendiri, tapi tetap saja si Changbin dikejar.

Setelah terasa cukup jauh dan aman, Changbin menghentikan motornya di depan convenience store. "Turun dulu, ayo makan," ujar Changbin. Felix memandang aneh toko itu, seperti berpikir "Makan apa disini? Jajan doang bisanya."  Changbin sepertinya peka akan hal itu.

"Kenapa? Bingung cara makan disini? Ada banyak kok mie ada, nasi ada, noh didalem ada nasi ayam sama sosis. Belum pernah?" tanya Changbin.

"Belum kak, gapernah dibolehin makan sembarangan sama mama, tapi kayanya seru. Ayoo makann," jawab Felix dengan semangat.

Mereka berdua masuk, Changbin langsung pergi ke bagian makanan. Dia memesan dua porsi ayam cepat saji dan satu sosis bakar, tidak lupa dia membuat satu porsi mie instan dan juga kopi.

Dengan tambahan beberapa makanan  ringan yang dipilih Felix, semuanya pun dibayar di kasir. Pelan - pelan Felix membawa semua makanan keluar, dan mereka berdua duduk di  meja kursi yang berada di depan toko.

"Wahh banyak banget," ujar Felix.

"Makan gih, tapi kopinya punya gue. Lo air mineral aja, perut lo tadi udah di isi minuman dari bar kan, jadi air putih aja," jelas Changbin.

"Ihh kak padahal gue dah beli ini minuman Pororo,"

"Gausah ngeyel, air putih aja,"

"Iya iyaa," Felix pun sibuk dengan makanannya.

Sebenarnya banyak hal yang ingin dia tanyakan ke Changbin, apalagi soal om nya yang mesum itu. Bagaimana bisa Felix tiba - tiba menjadi incaran om nya, terus apakah setelah ini Felix dapat hidup tenang, bagaimana jika suatu saat om nya melihat Felix lagi.

"Kak . . . " panggil Felix.

"Iya?" Changbin yang awalnya sibuk dengan kopinya kini mengalihkan pandangannya ke Felix.

"Abis ini gue gabakal di kejar - kejar om lo lagi kan?" tanya Felix.

"Gue gatau sih, tapi om gue sekali ga dapet biasanya langsung nyerah. Kalo lo ketemu lagi ngaku aja jadi pacar gue, pasti om gue langsung diem,"

"Kenapa gitu?"

"Ya se bejat apapun dia, dia gabakal ngambil yang udah punya orang lain, apalagi punya keluarganya. Kalo lo ngaku jadi pacar gue kan aman,"

"Kenapa ngaku doang? Ga beneran?" Changbin tersedak mendengar pertanyaan yang diajukan Felix.

"Bercanda kak," ujar Felix begitu melihat reaksi Changbin yang lucu.

"Owh mau beneran? Bisa diatur itumah," Changbin berbalik menggoda Felix.

"Dih ogah, gue denger lo aja nolak omega di bar, jangan - jangan alpha ga normal ya?" Changbin terkekeh, dia sudah biasa mendengar hal itu.

"Iya gue nolak yang di bar, kalo sama lo gue gak nolak," jawab Changbin.














_____










Chan tersenyum kagum melihat Seungmin yang memakai celemek dan sedang memasak di dapurnya, jika boleh jujur Chan ingin memeluknya dari belakang, pinggang Seungmin terlihat menarik. Tapi, pasti nanti burung Chan akan tidak aman karena di tendang, lebih baik ia cari aman.

"Abis selesai kuliah ada rencana?" tanya Chan.

"Mau ketemu sama temen bentar terus pergi ke cafe yang kemarin lo bicarain," jawab Seungmin tanpa mengalihkan pandangannya dari masakan.

YOUR VOICE [chanmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang