🌛14| Kesalahan

1.8K 238 5
                                    

SWEET BULLYING | JEON JUNGKOOK

•••

"Aku tertawa bukan karena aku bahagia
Aku tersenyum bukan berarti aku senang
Di balik itu, ada luka yang aku sembunyikan. "
~Jeon Jungkook

•••

Happy Reading ~

Cha Hyorin

Disinilah aku, duduk bersama orang-orang yang terkenal di yayasan BIG. Awalnya aku menolak tapi, mereka terus menyuruhku untuk tetap berada disanan.

"Aku pikir kau sudah tidak sekolah disini lagi," ujar Namjoon sambil menatapku.

"Aku akan bersekolah disini sampai aku lulus," jawabku.

Namjoon mengangguk-angguk. "Aku dengar Jungkook sering menindasmu. "

Bukan sering lagi, dia selalu menindasku

Aku hanya berkata dalam hati karena sebenarnya aku tidak tahu mau menjawab apa. Duduk diantara mereka membuatku mati kutu. Namun entah mengapa, aku tidak takut sama sekali hanya saja tidak bisa mengontrol rasa gugupku.

"Diam berarti iya," sahut Yoongi. Dia terlalu manis untuk dipandang. Sebenarnya mimpi apa aku semalam hingga bisa bertemu mereka secara bersamaan.

"Maaf Sunbaenim, kalau tidak ada apa-apa lagi, aku mau keluar," ujarku. Aku sungguh tidak nyaman. Apalagi tatapan dingin Jungkook yang seolah menghunusku.

"Tidak boleh!" sentak Jungkook mengagetkanku. "Bersihkan ruangan ini, setelah itu kau boleh keluar, " lanjutnya.

Jungkook pasti sudah gila."Aku mau masuk kelas," tolakku.

Tatapan Jungkook berubah menjadi sangat tajam. "Aku tidak terima penolakan."

"Untuk apa menyuruh dia membersihkan ruangan ini? Kau pasti mampu menyewa orang untuk melakukannya, " sela Taehyung. Dia terlihat kesal.

"Kalau begitu, dialah orang yang aku sewa untuk membersihkan ruangan ini." Jungkook melontarkan kata-kata seperti tidak memiliki beban. Aku sungguh malu dibuatnya.

"Dasar bocah!" maki Taehyung. "Apa sebenarnya yang kau lakukan?!"

Jungkook menyeringai sinis. "Sebenarnya kau yang kenapa? Kau kasihan padanya?"

Aku sungguh tertohok. Jungkook sudah sangat memalukanku. Dia menghinaku didepan sunbaenim yang sangat aku hormati.

"Kau—"

"—Aku bersedia melakukannya, yang mana yang harus kubersihkan?" tanyaku memotong ucapan Taehyung.

Jungkook terseyum kemenangan sedangkan yang lain menatapku iba. Aku tidak suka mendapat tatapan seperti itu.

"Bersihkan saja ruangan ini sampai bersih!" titah Jungkook.

Pertama, aku berjalan menghampiri rak-rak buku. Disana yang paling berdebu. Aku mengambil kemoceng yang tersedia disana dan langsung membersihkan rak itu.

Aku hanya memikirkan tentang nilaiku. Jika aku bolos kali ini, bisa saja nilaiku akan dikurangi. Ini semua karena Jungkook. Laki-laki itu sungguh keterlaluan.

"Kau seperti anak-anak saja. " samar-sama aku mendengar suara Seokjin. Aku tahu mereka semua baik, kecuali Jungkook tentu saja.

"Biar saja. Supaya dia tahu diri."

Huhh. Aku mendengkus kesal. Aku sudah sadar diri. Bahkan sesadar-sadarnya.

"Aku heran sebenarnya apa yang ada dipikiranmu. Apakah dia pernah punya salah padamu?" tanya Jimin.

Mendengar pertanyaan itu membuatku berpikir. Apakah aku pernah berbuat kesalahan pada Jungkook? Mungkin orang hanya tahu kalau aku ditindas sejak SMA, tapi sebenarnya tidak. Jungkook pernah menindasku waktu Sekolah dasar. Itu karena aku melempar bola kewajahnya.

Aku kesal mengingat kejadian itu. Tapi, apakah mungkin karena itu? Ya, mungkin saja. Dia marah karena aku melemparkan bola kewajahnya. Aku yakin karena itu.

Kalau dibilang marah, seharusnya aku yang lebih marah. Dia yang pertama menendangku dengan bola. Aku bahkan pingsan setelah itu.

"Ya. Kesalahannya sangat banyak. Dia miskin, tapi bersekolah disini."

Brakk

Aku menjatuhkan buku yang ada ditanganku. Segera aku memungutnya dan menaruhnya kembali dalam rak.

Aku melihat Jungkook mendekatiku. Langkahnya semakin dekat dan menatapku dengan tatapan tajamnya. Perasaanku menjadi was-was.

"Bekerja seperti ini saja kau tidak becus!" Jungkook mendesis.

"A-aku minta maaf. Aku tidak sengaja menjatuhkannya."

"Barang-barang disini sangat berharga. Bahkan lebih berharga dibandingkan dirimu!" bentaknya.

Aku mendongak. Sudah kubilang aku tidak peduli lagi dengan hinaannya. "Buku ini tidak rusak. Kau terlalu berlebihan," cibirku.

Jungkook mendorongku hingga punggungku menabrak rak dibelakangku. Aku meringis karena rasanya sangat sakit. Jungkook mendorongku sangat kuat.

Jungkook menahan pundakku. "Sudah kukatakan, sadar akan posisimu!"

Lagi dan lagi. Aku muak mendengarnya. "Aku sudah sadar. Tanpa kau ingatkan, aku sudah terlalu sadar dengan posisiku," isakku. Aku menangis karen tidak bisa menahan kekesalan dibenakku

Jungkook sekali lagi menolak badanku hingga kembali bersentuhan dengan rak. "Tingkahmu yang seperti ini menandakan kau belum sadar sepenuhnya.

Aku meraup nafas kasar."Kau bilang aku miskin? Ya, aku sadar. Tapi, untuk keluar dari sekolah ini, aku tidak bisa."

"Sekolah ini rusak karena kehadiranmu!"

"Maka, anggaplah aku tidak bersekolah disini. Abaikan saja aku. Bukankah sudah kau lakukan? Semua orang sudah mengabaikanku disekolah ini. Anggap saja aku tidak ada," ujarku emosi.

"Tidak semudah itu."

Aku terkekeh. "Memang tidak semudah itu. Kau pikir mudah sekolah disekolah ini. Sama sekali tidak! "

"Keluar dari sekolah ini!!! " bentak Jungkook.

"Aku tidak akan keluar sebelum lulus dari sekolah ini!!!" Aku berteriak dengan sangat kesal.

"Kau baru saja meneriakiku?" tanyanya geram.

"Ya! Bukan hanya kau yang bisa berteriak. Aku juga bisa," balasku.

Jungkook menarik lenganku keluar dari ruangan itu. Pembuluh darah tampak dilehernya.

"JUNGKOOK!!!" teriak Namjoon.

Aku baru sadar jika pertengkaranku dengan Jungkook sudah menjadi bahan tontonan diruangan itu. Pasalnya dari mereka tidak ada yang bersuara. Aku merasa seperti tidak ada orang.

Mengabaikan teriakan Namjoon, Jungkook terus menarikku membawaku ke gudang. Ia menghempaskan tanganku dan mendorongku hingga terjerembab ke bawah.

Air mata membanjiri pipiku. Aku menatap Jungkook dengan takut. Hanya ketakutan yang kurasakan saat ini. Gudang ini sangat gelap, hanya sedikit cahaya yang menerangi.

"A-apa yang kau lakukan?" tanyaku takut-takut ketika melihat dirinya mendekat. Siluetnya yang tajam seolah menghipnotisku.

"Aku sudah sangat muak melihat wajahmu. Aku ingin kau pergi dari sini!"

Aku tercekat. Suara Jungkook sangat menakutkan membuat udara disekelilingku seolah menipis.

"Tolong biarkan aku sekolah satu tahun lagi. Setelah itu, aku janji tidak akan pernah muncul lagi dihadapanmu."

Dalam kegelapan, Jungkook mendekatiku. Nafasnya menerpa daun telingaku membuat tubuhku merinding. "Aku mau kalian semua mati!"

•••

Annyeong chingudeul ( ˘ ³˘)♥
Janga lupa buat vote and comment!
Kritik dan saran juga diperlukan, jadi tolong komen dikolom komentar

Kenapa Jungkook jahat pada Hyorin?

Sweet Bullying | Jeon Jungkook✔Where stories live. Discover now