🌛06| Kiss Accident

2.2K 251 75
                                    

SWEET BULLYING | JEON JUNGKOOK

•••

Lost my way
- BTS~Lost

•••

Cha Hyorin

Banyak kata yang hinggap di kepalaku saat ini. Jujur aku sangat ingin memakinya, tapi hanya air mataku saja yang mengalir. 

"Apa sebenarnya maumu? " tanyaku pada Jungkook yang kini sedang menatapku berapi-api. 

"Jawab! Apa maumu sebenarnya? Apa sebutan Ttung, miskin, pelayan, gadis murahan… dan sekarang… pencuri… belum cukup bagimu? "

Jungkook belum juga menjawab. Kedua tangan didalam saku celana menjawab arogannya. 

"Masih memikirkan kata untuk menghinaku, heh?" Aku menatapnya bengis. Kejadian tadi masih terngiang-ngiang di pikiranku.

"Aku tidak akan begini jika kau tidak mendekati Taehyung Hyung, " katanya. 

Aku menghela nafas frustasi. "Demi Tuhan, selama hidupku baru hari ini aku berbicara dengan Taehyung Sunbae. Aku tidak pernah berpikir sekalipun untuk mendekatinya. Dan kalau benar aku mendekatinya, sebenarnya apa masalahnya denganmu? "

Aku sungguh heran dengan manusia bernama Jungkook.

"Kau tanya apa masalahku? Tentu masalah, seorang gadis miskin ingin mendekati anggota Bangtan. Apa tidak malu? "

Lagi, lagi. Masalahnya hanya karena miskin. Tidak bisakah sehari saja dia tidak menyebutkan kata itu. Bukan karena aku malu, tapi aku sudah bosan dengan alasan yang dibuatnya. 

"Oke, aku mengerti. Jadi masalah selama ini hanya karena aku miskin. Aku tidak cocok di sekolah ini karena aku miskin. Aku harus menjauhi anggota Bangtan karena aku miskin. "

"Tentu, " jawab Jungkook. 

"Baik. Kau juga anggota Bangtan, aku harus menjauhimu. Jadi, tolong jauhi aku. Jangan ganggu aku lagi. Tidak peduli aku miskin, aku tidak pernah meminta makanan darimu, " ucapku tegas padanya. Aku harap dia mengerti. 

Tanpa menunggu jawaban darinya, aku segera beranjak dari sana. Namun baru beberapa langkah aku berbalik, sebuah tangan menarik tanganku membuatku berbalik menghadapnya. Hingga… 

Cup… 

Duniaku terasa tengah berhenti ketika benda itu menempel di bibirku. Tubuhku menegang hebat saking terkejutnya. Kepalaku terasa kosong saat itu juga.

Nafasku tercekat. Kakiku seakan menempel dengan lantai di bawahku. Aku ingin mendorongnya, namun aku tak mampu mengangkat tanganku.

Sejanak hening, Jungkook kemudian menjauhkan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya yang semula terpejam. 

"Maafkan ak—"

Plakkk… 

Aku menamparnya. Air mata yang tadinya sudah mengering kini kembali mengalir. Dia benar-benar keterlaluan. 

"Beraninya kau! " teriakku marah. 

Jungkook memegang pipinya yang baru saja kutampar. Dia memandangku, namun bukan dengan tatapan marah yang biasa diberikan padaku. Aku saja tidak mengerti arti tatapan itu. 

"Cha Hyorin, aku merindukanmu," ucap Jungkook tiba-tiba. Dia masih menatapku

Apa yang baru saja dia katakan? Aku tidak tuli. Aku benar-benar mendengarnya dengan kedua telingaku. Dia pasti mencoba untuk mempermainkanku lagi.

"Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. " ucapnya lagi membuatku geram setengah mati.

"Berhenti, Jungkook! Aku mohon. Aku akan pindah dari sekolah ini kalau itu maumu. Jadi berhenti bicara omong kosong, " kataku berusaha tenang. 

"Ini bukan omong kosong. Aku benar-benar merindukanmu." Dia bersikukuh.

Dasar Brengsek! Aku sangat marah padanya. Ciuman pertamaku ... Dia sudah merenggutnya. Dengan sangat mudahnya dia. Mengingat itu, aku sangat ingin menangis dengan keras saat ini.

"Aku bilang cukup! "

"Apa perlu aku melompat dari atap ini agar kau percaya? " Jungkook berkata dengan yakin. 

"Lompat saja! Aku akan pergi dari sini, " tantangku. Aku tidak peduli. Kalau perlu mati saja sekalian.  

Walaupun bukan teman ataupun saudara, aku sangat mengenal sifat Jungkook. Laki-laki ini merupakan orang yang sanggup membuat perasaan seperti roller coaster. Dia bisa saja tiba-tiba baik dan kembali ke sifat aslinya yang jahat. 

Apapun yang dia katakan, aku tidak akan percaya. Perbuatannya selama ini, sikapnya selama ini tidak akan membuatku percaya begitu saja. 

"Baik kalau itu maumu. Aku akan lompat dari sini, " ujarnya yang masih terdengar ditelingaku.

"Kalau aku hanya patah tulang, ingatlah kalau aku sangat merindukanmu. Tapi, jika setelah melompat dari sini aku mati, aku mau katakan kalau aku… kalau aku… jatuh cinta padamu, " kata Jungkook setengah berteriak.

Angin di rooftop ini cukup membawanya jelas di telingaku. Jatuh cinta? Sontak, langkahku terhenti dan langsung berbalik.

Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat Jungkook tengah berdiri di pembatas atap. Tatapannya masih mengarah kepadaku. 

Aku langsung panik. Salah injak saja pasti dia akan terjatuh. "Apa yang kau lakukan? Cepat turun! " teriakku setengah  berlari ke arahnya.

"Akan kulakukan supaya kau percaya! " teriaknya diatas pembatas itu. 

"Aku akan percaya. Cepat turun, jebal!"

Jebal : please

Kulihat Jungkook tersenyum kemenangan diatas sana. Aku berpikir, apakah baru saja termakan jebakannya? Kalau iya, ini sudah sangat keterlaluan. 

"Aku akan turun, namun sebelumnya kau harus mendekat dulu, " perintah Jungkook. Mau tidak mau, aku harus mau. Jungkook orangnya sangat nekat. 

Aku berjalan mendekat hingga tiba di depannya. Aku hanya bisa menatap ke atas karena aku begitu takut untuk melihat kebawah. 

"Cepat turun! " titahku. 

Jungkook tersenyum. Dia melompat dan berdiri tepat disampingku. 

"Jadi kau sudah percaya? " Aku tidak menjawabnya. Aku hanya berbalik, enggan melihat wajahnya. 

"Jangan berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. Hari ini kau sudah mempermalukanku di depan banyak orang. Berkata jika kau merindukanku bahkan mencintaiku itu hanya terdengar seperti omong kosong. "

"Jadi kau masih anggap aku bermain. Ini hanya omong kosong bagimu. " Nada bicara Jungkook sedikit naik.

"Mm… "

Itu adalah kata terakhir sebelum aku pergi dari sana. 

***

Annyeonghaseyo ^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Annyeonghaseyo ^.^

Sweet Bullying | Jeon Jungkook✔Where stories live. Discover now