Bagian 21

161 16 0
                                    

Azka mengambilkan handuk dan memberikannya kepada Senja yang saat ini tengah duduk di sofa apartemennya. Mentari masih berada di luar bersama dengan Zahra.

"Nih. Keringin rambut lo," Senja mengambil handuk yang diberikan oleh Azka. "Gue pulang dulu." Ucap Azka mengambil tas nya.

"Thank's ya Ka," ucap Senja tanpa melihat ke arah Azka. Azka menghela napas tanpa membalasnya dan langsung keluar dari apartemen Senja.

---

Di waktu yang sama namun tempat yang berbeda, Galang tengah duduk di sebuah kafe dengan coklat panas di depannya. Ia menatap rintikan hujan deras dari jendela. Pikirannya saat ini tengah tertuju kepada Senja. Ia merasa bersalah karena terlalu memaksakan perasaan Senja.

Setelah berdiam diri cukup lama, Galang akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Saat ia hendak menyalakan mobilnya, ia melihat Mentari bersama seorang temannya hendak keluar dari kafe yang sama dengan Galang.

Galang kemudian mengambil payung yang ada di jok belakang lalu keluar menghampiri Mentari.

"Mentari?"

"Kak Galang?"

"Kamu mau ke apartemennya Senja?" tanya Galang. Mentari pun menganggukkan kepalanya.

"Yaudah sekalian aja, bareng kakak aja. Sekalian ajak temen kamu," ucap Galang. Mentari pun berpikir sejenak lalu mengiyakan ajakan Galang. Ia mengajak Zahra untuk pulang bersamanya.

"Temen kamu rumahnya dimana?" tanya Galang ketika mobilnya sudah melaju.

"Anterin sampe di apartemen aja kak. Soalnya apartemen abangnya sebelahan sama kak Senja," ucap Mentari. Galang pun menganggukkan kepalanya.

Saat tiba di depan gedung apartemen, Galang memberikan payungnya kepada Mentari. "Nih pake aja,"

"Kakak gak mampir dulu?" tanya Mentari.

"Gak usah, udah mau malem," ucap Galang menolak.

"Yaudah makasih ya kak," ucap Mentari.

"Makasih ya kak," ucap Zahra.

"Iya sama-sama," jawab Galang. Mentari dan Zahra pun akhirnya turun dari mobil Galang dan masuk ke gedung apartemen.

---

Azka tengah belajar di kamarnya dan Senja langsung masuk begitu saja tanpa permisi bahkan Azka tidak mendengar suara pintu apartemennya terbuka.

"Kenapa gak jadi belajar bareng sih?! Capek tau gue nunggu dari tadi!" ucap Senja langsung merebahkan dirinya di kasur empuk Azka.

Azka langsung menatap Senja dengan tatapan bingungnya. "Ngapain liat gue kayak gitu?!"

"Lo gak papa?" tanya Azka singkat. Senja langsung terkekeh.

"Udahlah, tadi gue lagi kemasukan setan. Makanya dramatis amat," ucap Senja seakan tak terjadi apa-apa.

"Lagian nih ya, kalau itu emang udah takdir bonyok gue, gue bisa apa? Cuma bisa nerima, biar gak tambah ngebebanin." Ucap Senja tersenyum. "Udah buruan gue mau belajar! Biar nilai gue naik!" ucap Senja mengambil bukunya dan buku Azka lalu membawanya keluar agar mereka bisa belajar di ruang tamu.

"Zahra pulang!" teriak Zahra saat membuka pintu apartemennya. "Kak Senja?"

"Kamu pulang sama Mentari?" tanya Senja melihat kedatangan Zahra.

"Iya kak. Mentari tadi udah masuk kok," ucap Zahra.

"Yaudah kalo gitu kakak mau liat Mentari dulu." Ucap Senja menaruh bukunya di atas meja. "KA! GUE MAU LIAT ADIK GUE. NANTI GUE KESINI!" ucap Senja keluar dari apartemen Azka.

Azka & Senja (On Going)Where stories live. Discover now