Bagian 17

188 20 2
                                    

-

    “KALIAN BERDUA JELASKAN KENAPA BIKIN KERIBUTAN!” ucap Pak Emon menatap garang Senja dan Gisel yang ada di depannya.

“Senja yang mulai Pak! Dia tiba-tiba jambak rambut saya Pak!” ucap Gisel menunjuk Senja. Senja yang tak terima langsung protes.

“Dia duluan yang ngata-ngatain saya Pak! Emang bapak kalo dikata-katai sama orang lain suka? Nggak kan Pak? Pasti bapak juga bakal jambak rambutnya kan Pak?” ucap Senja membela diri.

“Kalo bapak jambak rambutnya berarti bapak harus jambak seluruh siswa di sekolah gitu?!” ucap Pak Emon melototi Senja.

“Kamu tuh gak pernah gak bikin masalah ya Senja! Nanti kalo udah besar kamu mau jadi apa?!” ucap Bu Sofi ikut-ikutan. Senja langsung memutar bola matanya malas mendengar suara guru centil itu.

“KEJADIAN KAYAK GINI JANGAN SAMPAI TERULANG LAGI! APALAGI KAMU ITU KETUA KELAS GISEL! KASIH CONTOH YANG BAIK BUAT ANGGOTA KELAS KAMU!” ucap Pak Emon menunjuk Gisel.

“Iya Pak,” ucap Gisel malas.

“Ya sudah sekarang kalian bisa kembali ke kelas. Kalo ribut lagi, Bapak hukum kalian!” ucap Pak Emon tak main-main.

“Baik Pak,” ucap Senja dan Gisel lalu mereka berdua berjalan keluar ruang guru.

“Lipstiknya belepotan Buk, permisi.” Ucap Senja ketika melewati Bu Safa.

“JAGA YA KATA-KATA KAMU!”

   Setelah keluar dari ruang guru, Senja dan Gisel masih saling tatap dengan tatapan kesal.

“Lo udah punya Galang, jadi jangan deketin Azka lagi!” ucap Gisel kepada Senja.

“Siapa juga yang deketin Azka,” ucap Senja lalu pergi meninggalkan Gisel. Gisel menghentakkan kakinya menatap punggung Senja.

---

Sepulang sekolah, Galang sudah menunggu Senja di depan kelasnya bersama kedua temannya.

“Nungguin Senja?” tanya Naya yang sudah keluar duluan. Galang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“NAY! PULPEN LO KETINGGALAN!” teriak Senja dari kelasnya lalu keluar menyusul Naya dan mendapati Galang yang sudah ada di sana.

“Galang udah nungguin lo,” ucap Naya mengambil pulpen dari tangan Senja lalu pergi dari sana. “Gue duluan ya!”

“Mama mau makan bareng lo. Dia udah nunggu,” ucap Galang mengerti tatapan Senja.

“Kita berdua pergi dulu ya!” ucap Fandi mengerti keadaan dan menarik Kiki agar pergi dari sana. “Duluan Senja,”

“Lo kenapa gak bilang sama gue kalo nyokap lo mau ketemu?’ tanya Senja menahan kesalnya. Padahal hari ini ia dan Azka akan belajar dan membuat kue.

“Mama tadi telpon gue. Katanya gak pernah liat lo di rumah,” ucap Galang.

“Ck. Yaudah. Tapi gue gak bisa lama-lama,” ucap Senja memutar bola matanya malas. Galang mengangguk lalu mereka berdua berjalan menuju parkiran.

---

    Azka membereskan barang-barangnya dan hendak pulang. Teleponnya berbunyi dan nama adiknya tertera di sana. Azka berjalan keluar dari kelasnya sambil mengangkat telepon dari sang adik.

“Kak! Bisa jemput Zahra gak?“ tanya sang Adik.

“Supir lo mana?” tanya Azka balik.

“Ada urusan jadi gak bisa nyemput Zahra,” jawab Zahra dengan nada malasnya.

“Tunggu 15 menit,” ucap Azka lalu memutuskan sambungan. Ia lalu berhenti sebentar di kelas Senja untuk memastikan kalau Senja sudah pulang dan ia tak perlu memboncengnya.

Azka & Senja (On Going)Where stories live. Discover now