Bagian 11

196 24 0
                                    

-

   Azka dan Senja bekerja sama melawan 6 preman itu. Azka tidak percaya bahwa seorang Senja bisa melawan preman itu dengan gampang.

“Hah akhirnya! Heh Om preman! Mending kerja aja sana dari pada ganggu orang lain! Rumah gue deket sini, mau gue tonjok tiap hari tuh muka?!” ucap Senja menatap preman-preman itu dengan matanya yang sudah mau keluar.

Mereka langsung bangkit dan kabur dari sana. Mereka tak mau menambah masalah dengan perempuan ajaib itu.

“AWAS TUH SANDALNYA NYEMPLUNG DI GOT!” teriak Senja tertawa melihat mereka.

“Ma-makasih ya Nak, sudah bantu ibu. Tadinya ibu mau ngasih mereka uang aja dari pada diapa-apain tapi kalian langsung ngebantu ibu. Makasih banyak ya,” ucap wanita paruh baya itu.

“Gak papa buk,” ucap Senja menepuk pelan pundak ibu itu.

“Kalau begitu, Ibu pulang dulu ya sudah malam,” ucap Ibu itu.

“Azka! Anterin aja ibunya biar gak diganggu lagi!” ucap Senja menyuruh Azka mengantar ibu itu.

“Saya antar bu,” ucap Azka namun ibu itu langsung menolak dan bilang kalau rumahnya dekat dari sana.

“Gak usah! Rumah ibu udah deket kok! Kalian pulang aja, udah malam.” Ucap ibu itu menolak. Beliau pun langsung pamit dan meninggalkan Azka dan Senja.

“Padahal belum malem-malem amat,” gerutu Senja pelan. Ia lalu menatap Azka yang sudah naik ke motornya. Senja menghela napas lalu kembali memakai headsetnya.

“Mau kemana?” tanya Azka kepada Senja.

“Ah gue mau ke mini market beli bahan buat masak. Lo udah makan malam?” tanya Senja balik kepada Azka. Azka pun menjawabnya dengan gelengan kepalanya.

“Yaudah nanti gue masak lebih,” ucap Senja lalu berjalan hendak melanjutkan perjalanannya namun Azka berhasil menghentikan langkahnya. “Gue anter,”

---

Senja memilih beberapa sayuran dan daging yang akan ia masak nanti. Azka di belakangnya sambil mendorong troli. “Udah ini aja,” ucap Senja lalu mengambil alih troli dari tangan Azka. “L-lo tunggu di luar aja,” ucap Senja.

Azka lalu berjalan ke luar mini market. Senja yang melihat Azka sudah keluar langsung menghela napasnya. “Hah untung gue gak keliatan gugup,” ucap Senja lega.
Sedari tadi ia sebenarnya gugup berada di dekat Azka. Kejadian kemarin masih Senja ingat membuatnya merasa malu.

Senja lalu segera membayar makanannya di kasir. Setelah itu ia keluar membawa beberapa tas belanja. Untuk kedua kalinya Senja kembali dibonceng Azka.

Motor Azka melaju mendekati Apartemen. Ia memarkirkan motornya dan membantu Senja membawa tas belanjaannya naik.

“Nanti kalo makanannya udah selesai gue bawain ke sana,” ucap Senja memecahkan keheningan lift. Azka hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah sampai di lantai tempat mereka, Azka dan Senja masuk ke apartemennya masing-masing.

Azka memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sedangkan di apartemen sebelahnya, Senja mulai memasak. Ia akan memasak nasi goreng dan juga ayam goreng.

“Untung aja kemarin gue nonton cara masak di youtube. Setidaknya nanti gak malu-malu amat,” ucap Senja memasak dengan santainya.

Setelah memeriksa makanannya enak, Senja tersenyum puas. Ia lalu menyiapkan tempat makan untuk Azka. Ia keluar dari apartemennya dan mengetuk pintu apartemen Azka.

“Azka! Makanan lo!” ucap Senja sambil mengetuk pintu. Azka keluar dengan handuk di lehernya dan rambut yang masih basah. Ia mengambil makanan dari tangan Senja.

Azka & Senja (On Going)Where stories live. Discover now