Bagian 18

162 20 2
                                    

-

    Keesokan harinya, Azka bangun lebih dulu dan menyiapkan sarapan. Senja bangun karena perutnya sakit dan langsung ke toilet.

Setelah sarapan selesai dan Senja selesai melakukan kewajibannya, mereka berdua duduk bersama di ruang makan untuk sarapan.

“Lo ngapain tiba-tiba kesini?” tanya Azka karena kemarin Senja tak menjawab pertanyaannya.

“Adik gue nelpon katanya Mama sama Papa berantem dan gue gak bisa tidur karena biasanya kalo gue gak bisa tidur, gue tidur sama adik gue,” ucap Senja sambil mengolesi rotinya dengan selai.

“Terus kenapa lo punya pikiran tidur di sini?” tanya Azka lagi. Senja langsung menatap Azka.

“Gue tau lo gak bakal ngapa-ngapain gue,” ucap Senja terkekeh. Azka langsung menghela napasnya dan memutar bola matanya malas.

Setelah mereka sarapan, Senja langsung kembali ke apartemennya untuk bersiap sekolah begitupun dengan Azka. Azka keluar dari apartemennya bersamaan dengan Senja.

“Gue nebeng ya hehe,” ucap Senja dengan wajah tak berdosanya.

“Bukannya lo di jemput Naya?” tanya Azka menaikkan sebelah alisnya.

“Gue cuma bercanda doang Azka,” ucap Senja memukul lengan Azka.

“Ck.”

Mereka berdua pun masuk ke lift bersama dan berangkat bersama.

“Charger gue ketinggalan di apartemen lo. Nanti pulang sekolah gue ambil,” ucap Senja kepada Azka.

“Hm,” balas Azka hanya berdehem. Senja pun menatap Azka dengan kedua matanya yang memicing karena mendengar jawaban Azka.

“Apa?” ucap Azka menatap Senja balik.

“Gak!”

----

Naya kini tengah berdiri di depan rumahnya sembari menunggu sang pacar, Jino. Ia melirik jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 7.

Sebuah motor lalu mendekat ke arahnya. “Udah lama nunggunya?” tanya Jino kepada Naya sambil menyodorkan helm kepada Naya.

“Kenapa tumben lama banget nyampenya?” tanya Naya kepada Jino.

“Tadi habis beli bensin antriannya panjang,” jawab Jino.

“Motor aja udah sarapan,” ucap Naya sambil naik ke atas motor Jino.

“Aku kenal sama motor ini lebih dulu dari pada kenal sama kamu,” Naya langsung memukul keras pundak Jino.

“Kenapa gak pacaran aja sama motor kamu?!” ucapnya kesal.

“Motor aku gak bisa ngasih perhatian,” ucap Jino terkekeh.

“Udah buruan! Udah mau telat!”

---

Senja melepas helmnya dan mengembalikan kepada Azka. Ia lalu berjalan meninggalkan Azka di parkiran agar tidak terlalu banyak yang melihat mereka dan banyak yang salah paham.

“Kenapa gak angkat telepon gue?” tanya Galang yang tiba-tiba menarik tangan Senja membuat Senja kaget.

“Handphone gue lowbat,” jawab Senja sambil melepas cengkraman tangan Galang.

“Kenapa bisa ke sekolah bareng dia?” tanya Galang menunjuk Azka.

“D-dia kebetulan lewat terus gue nebeng,” ucap Senja memberi alasan.

“Nanti pulang sama gue. Mama mau ketemu,” ucap Galang. Senja langsung menaikkan alisnya.

“Mama lo gak bawa temen-temennya kan?” tanya Senja masih merasa sedikit kesal dengan kejadian kemarin. Galang pun menganggukkan kepalanya.

Azka & Senja (On Going)Where stories live. Discover now