Bagian 14

182 20 3
                                    

---

     “Akhirnya tetangga gue nelepon gue juga,” ucap Senja langsung mengangkat telepon dari Azka.

“Ekhem. Halo?”

“Setidaknya lo harus bilang terima kasih,” ucap Azka to the point membuat Senja kembali memikirkan kejadian tadi.

“Ah-itu makasih udah bantuin gue. Tadi gue gak bisa ngomong apa-apa karena malu,” ucap Senja jujur kepada Azka.

Hm,” jawab Azka dengan dehemannya.

“Oh ya tadi lo kenapa bisa buka pintu apartemen gue? Kan lo gak tau sandinya,” ucap Senja ingin menanyakan ini dari tadi.

“Tante Rika ngasih kunci cadangan,” jawab Azka membuat Senja paham.

“Berarti gue juga punya kunci apartemen lo dong?!” ucap Senja terlihat sangat tertarik.

“Bukan lo. Tante Rika,”

“Oh. Yaudah intinya gue mau bilang makasih. Lain kali gue masakin makanan buat lo,” ucap Senja.

“Oke,” jawab Azka.

“Kalo gitu gue tutup teleponnya ya,” ucap Senja lalu memutuskan sambungan teleponnya. Ia menghela napas lega karena bebannya sedikit berkurang. Walaupun rasa malunya belum sepenuhnya hilang, setidaknya dia sudah berterima kasih kepada Azka, sang penyelamat.

“Besok lo udah ketemu Azka lagi. Jangan malu-maluin diri lo sendiri Ja, gak baik,” gerutunya pada dirinya sendiri. Senja menggelengkan kepalanya lalu memutuskan untuk pulang ke apartemennya.

---
     Pagi pagi sekali, Senja sudah menyiapkan bekal untuknya dan Azka. Mereka akan kembali belajar setelah sepulang sekolah dan Senja akan memberikannya untuk Azka sebagai ucapan terima kasihnya.

“Oke semuanya udah siap, saatnya berangkat!” ucap Senja bersemangat. Namun hal itu hanya sesaat karena setelah sampai di lift, Galang menghubunginya.

“Gue udah nunggu lo di bawah,” ucapnya membuat Senja langsung menghela napas kesal.

“Gue udah turun,” ucap Senja malas.
Setelah sampai di bawah, ternyata benar. Galang sudah menunggunya di depan gedung apartemennya.

“Lo gak usah repot-repot jemput gue segala. Urusin aja hidup lo sendiri,” ucap Senja kepada Galang.

“Mama bilang lo gak ada di rumah kemarin,” ucap Galang menaikkan sebelah alisnya.

“Ck. Ngomong di jalan aja,” ucap Senja lalu ia naik ke mobil Galang.

“Papa lo pasti udah bilang kan? Dia gak mau lo tinggal di apartemen,” ucap Galang sambil fokus menyetir.

“Gue tau keluarga gue udah banyak ngerepotin keluarga lo, tapi bisa gak sih lo lepasin gue? Gue mau hidup tenang Lang,” ucap Senja memohon kepada Galang.

“Asal lo tau Ja, gue gak pernah sesuka ini sama perempuan. Jadi gue gak akan lepasin lo. Bahkan gue bisa bawa lo pergi jauh kalo lo nolak perjodohan ini,” ucap Galang menunjukkan senyum miringnya.

---

Azka keluar dari mobil yang ia kendarai. Hari ini ia pergi menggunakan mobilnya karena harus mengantar adiknya ke sekolah. Tatapan-tatapan memuja dari para siswi-siswi sudah tak asing lagi baginya.

“AZKA!” panggil seseorang dari belakang Azka. Ia adalah ketua kelas di kelas Azka yaitu Gisel.

“Lo udah ngerjain tugas minggu lalu?” tanya Gisel langsung mendekati Azka dan membuatnya menjadi pusat perhatian. Azka pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Azka & Senja (On Going)Where stories live. Discover now