Bagian 16

169 19 0
                                    

-

   Keesokan harinya, Azka bangun lebih awal karena alarmnya. Pukul enam ia sudah keluar dari kamar mandinya dan bersiap-siap untuk sekolah.

“Gue bikin sarapan dulu,” ucap Azka dengan handuk yang masih di lehernya keluar dari kamarnya menuju dapur.

Baru saja keluar dari kamarnya Azka kaget karena seseorang berlari masuk ke kamar mandi tamu.

“AZKA GUE PINJEM KAMAR MANDI LO! AIR DI APARTEMEN GUE MATI!”

Azka langsung menghela napas mendengar pemilik suara itu. Mencoba tak menghiraukannya, Azka langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Ia hanya sarapan roti dengan selai dan air putih.

Seseorang dengan tak tahu malunya langsung duduk di depan Azka dengan handuk di lehernya.

“Ngapain lo?” tanya Azka menatap orang itu yaitu tak lain dan tak bukan adalah tetangganya.

“Lo kan sarapan, sekalian aja gue sarapan di sini biar lo gak sendiri,” ucap Senja mengambil roti dan mengolesinya dengan selai coklat.

“Lo kan punya rumah sendiri. Ngapain numpang di rumah gue?” tanya Azka menatap Senja kesal.

“Anggap aja ini karena lo kemarin bikin tangan gue luka,” ucap Senja santai memakan roti miliknya.

“Itu karena lo ceroboh,” ucap Azka tak terima. Bukannya mendengarkan Azka, Senja malah mengambil roti lagi dan berjalan keluar dari apartemen Azka.

“TUNGGUIN GUE YA AZKA! GUE NEBENG!” teriak Senja langsung menutup pintu apartemen Azka. Azka langsung menarik napas dalam-dalam dan memukul meja makannya.

“Gue tinggalin lo,”

---

“BURUAN AZKA! INI GERBANGNYA UDAH MAU DI TUTUP!” teriak Senja yang berboncengan dengan Azka.

“BISA DIEM GAK SIH?! KITA TELAT JUGA GARA-GARA LO!”

15 menit sebelum berangkat

Azka sudah siap berangkat ke sekolah dan sudah mengunci apartemennya.

“Gue tinggalin aja. Bodo amat,” ucap Azka menatap pintu apartemen Senja.

Azka berjalan ke lift namun ia berhenti kemudian menghela napas kesal. “SENJA! BURUAN!” Azka berbalik dan membuka pintu apartemen Senja.

“AZKA! BENTAR BUKU LATIHAN GUE GAK KETEMU!” teriak Senja dari dalam kamarnya.

Azka masuk ke kamar Senja dan membantu Senja mencari bukunya.

“Coba liat di laci sana,” ucap Senja menyuruh Azka mengecek di lacinya.

“Gak ada,” jawab Azka tak melihat apapun.

“Duh dimana sih?! Nanti Pak Emon marah lagi gara-gara buku hilang,” ucap Senja masih mencari-cari bukunya.

“Ketinggalan di teman lo kali,” ucap Azka. Senja lalu menelepon Naya untuk menanyakannya. “Halo Nay! Buku latihan gue hilang! Nanti Pak Emon marahin gue gimana?!” ucap Senja panik.

Setelah menelepon Naya, Senja langsung membereskan bukunya dan memakai sepatunya.

“Udah ketemu?” tanya Azka bingung.

“Bukunya ternyata dikumpul sama Pak Emon, gue lupa hehe.”

Flashback end

“3...2...1...YES!!!” Senja meluruskan kedua tangannya ke atas ketika ia dan Azka sampai di sekolah tepat sebelum gerbang di tutup.

Azka & Senja (On Going)Where stories live. Discover now