Bagian 13

190 21 2
                                    

-

   Azka merutuki dirinya sendiri. Kini ia kebingungan di minimarket dekat apartemennya. Ia keliling di minimarket itu beberapa kali untuk mencari barang keperluan Senja.

Karena kurang tahu dan malu, Azka sampai mencari di mbah google. Setelah itu, ia menyodorkan foto di handphonenya itu kepada pegawai di sana. Pegawai itu terlihat menahan tawanya.

“Buat pacarnya ya mas?” tanya Pegawai itu. Azka dengan cepat menggelengkan kepalanya. Pegawai itu langsung terkekeh.

Untung saja Azka menggunakan masker jadi wajahnya tidak terlihat dengan jelas.

Setelah membayar belanjaannya, Azka langsung keluar dan naik ke motornya. Ia segera melajukan motornya ke apartemennya.

Ia menekan bel berkali-kali tapi Senja tak membukakannya. Sebuah pesan lalu masuk di teleponnya. Azka menghela napasnya lalu mengambil kunci di kantongnya dan membuka pintu apartemen Senja.

Azka lalu mengetuk pintu toilet dan tangan Senja langsung keluar.

“Gue gak bisa bilang apa-apa sekarang. Lo bisa pulang,” ucap Senja dengan cepat mengambil barang yang ia perlukan. Azka mengusap wajahnya kasar lalu keluar dari apartemen Senja.

---

Senja mengintip dari toilet memastikan kalau Azka sudah pergi lalu ia keluar setelah membersihkan badannya.

“Senja! Apa yang lo lakuin?! Gimana gue mau ketemu Azka kalo begini! Argh!!!” Senja mengacak rambutnya frustasi. Baru saja ia mencoba untuk tidak gugup di depan Azka tapi lagi dan lagi ia harus merasa malu bila berdekatan dengan Azka.

Senja lalu mendapatkan ide. Ia melihat jam yang masih menunjukkan pukul 3 sore. Ia berinisiatif untuk membuat makan malam untuk Azka. “Sekarang gue istirahat nanti gue bikinin Azka makan malam aja,” ucap Senja lalu ia masuk ke kamarnya.

Setelah keluar dari apartemen Senja, Azka tidak langsung pulang ke apartemennya. Ia akan pulang ke rumah orang tuanya malam ini. Mama Azka ingin putranya pulang karena malam ini adalah ulang tahun Papanya.

“Zahra kira kakak gak bakal pulang,” ucap adik Azka langsung memeluk kakaknya ketika sampai di rumah.

“Yaudah gue balik ke apartemen lagi,” ucap Azka bercanda. Zahra langsung memeluk erat kakaknya. “Gak boleh!”

“Kamu ganti baju dulu, istirahat, nanti kalo Papa udah pulang, Mama suruh Zahra panggil kamu,” ucap Sandra mengelus kepala putra sulungnya.

Azka pun menuruti ucapan Mamanya dan ia pun langsung ke kamarnya. Ia langsung menghempaskan dirinya di atas kasur memikirkan kejadian tadi. Ia terkekeh mengingat wajah malu Senja.

“Dasar,”

---
Senja bangun dari tidurnya dan langsung menyiapkan makanan yang akan ia berikan kepada Azka sebagai ucapan terima kasihnya.

“Masakan ini spesial gue buat untuk Azka,” ucap Senja terkekeh. Ia lalu mulai memotong bahan-bahan yang ia perlukan sambil bersenandung ria.
Ketika tengah fokus memasak, Senja mendengar seseorang memanggil-manggil dari luar. “Itu siapa sih?! Berisik banget!” ucap Senja lalu ia pun memeriksa keluar.

Tidak ada seorang pun di luar apartemennya namun seorang kurir tengah berdiri di depan apartemen Azka.

“Pak? Ngapain?” tanya Senja.

“Ini mbak mau nganter paket tapi kayaknya gak ada orang rumahnya,” ucap Kurir itu.

“Kenapa gak dititipin di bawah aja Pak?” tanya Senja. Biasanya kalau ada yang mengirim paket, akan dititip di pos satpam.

Azka & Senja (On Going)Where stories live. Discover now