Bagian 33

134 13 1
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


*****

Suara langkah kaki memenuhi lorong rumah sakit. Senja berlari menuju ruang ICU. Terlihatlah Azka yang tengah bersender di dinding sambil menatap kosong lantai rumah sakit.

"Azka!" panggil Senja langsung menghampiri Azka. Raut wajah Azka tak seperti biasanya. "Gimana keadaan Mama?" tanya Senja khawatir.

"Masih di dalem," jawab Azka singkat. Senja lalu menepuk pelan bahu Azka. "Sorry, lo harus gantiin gue," ucap Azka merasa bersalah karena Senja yang harus menggantikannya lomba.

"Gak papa, lagian lo percaya kan sama gue?" ucap Senja tersenyum. Azka mengangguk tanpa ragu.

"Kak Senja!" Zahra datang bersama Papanya dengan membawa roti untuk Azka.

"Zahra," Senja langsung memeluk Zahra yang masih sembab.

"Senja, katanya kamu yang gantiin Azka olimpiade? Kenapa bisa di sini?" tanya Karel.

"Habis jawab Senja langsung ke sini. Pak Emon nunggu di sana buat pengumuman juara," ucap Senja menjelaskan.

"Keluarga pasien?" seorang dokter keluar dari ICU. Karel dan Azka langsung menghampiri dokter itu.

"Benturan di kepalanya tidak terlalu serius. Tapi pasien masih harus mendapat perawatan karena kakinya cedera dan mungkin tidak bisa berjalan normal selama beberapa minggu. Untuk saat ini, pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap,"

"Iya dok, terimakasih,"

"Azka urus administrasinya dulu," ucap Azka.

"Gue temenin. Zahra kamu di sini dulu ya," ucap Senja meninggalkan Zahra bersama Karel lalu ia menyusul Azka yang sudah berjalan duluan.

***

"Pa, Mama kapan bangunnya?"

"Sebentar lagi Mama pasti bangun kok," Karel mengelus rambut putrinya.

Sandra sekarang sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP setelah Azka mengurus administrasi. Zahra dan Karel di dalam ruangan menunggu Sandra tersadar dari obat biusnya. Sedangkan Azka dan Senja duduk di depan ruangan.

"Lo gak masuk?" tanya Senja kepada Azka. Azka menggelengkan kepalanya. Ia akan masuk setelah Sandra sadar. Senja bisa memaklumi Azka.

Suara ponsel Senja memecahkan keheningan. Pak Emon menghubunginya sehingga ia harus mengangkatnya.

"Halo Pak,"

"SENJA!!! KAMU JUARANYA!!!" Mata Senja langsung melotot tak percaya.

"S-serius?! Senja menang?!" Azka langsung menatap Senja yang kini sudah berdiri.

Azka & Senja (On Going)Where stories live. Discover now