Bagian 7

1.9K 336 23
                                    

"Jalan kehidupan tersulit adalah melupakan masa lalu dan mempersiapkan masa depan."

- Muhammad Adam -

💚💚💚

Author POV

Adam berdiri di depan pintu UKS dengan tangan yang dilipat di depan dada. Matanya fokus ke depan, tidak terganggu sama sekali dengan tatapan para siswa/siswi lain yang lewat.

Bibirnya bungkam, tapi hatinya terus mengeluarkan kalimat tanya. Jika ditanya tentang apa, pasti jawabannya tentang Khairyah. Gadis yang satu tahun terakhir ini selalu ada di sisinya. Gadis cerewet yang membuatnya lebih banyak bicara daripada sebelumnya.

Dari kemarin, mimik wajah Khairyah selalu berubah. Matanya yang bengkak, lingkaran hitam yang sedikit memperlihatkan wujudnya, juga warna merah di kulit wajahnya seperti habis diusap berulang kali. Dan juga, air mata yang menetes dengan lancarnya saat Haikal menyanyakan sesuatu tentang hubungannya dan cowok bernama Dirga.

Adam ingin bertanya, tapi ia terlalu malas membuka mulut. Lagipula itu bukan urusannya, itu hanya perasaan ingin tahu yang tidak berarti. Mengenai posisinya saat ini, Adam hanya tidak ingin ada yang masuk. Karena begitu ia menginjakkan kaki di depan pintu UKS, suara Khairyah yang menangis dan menyebut nama Dirga membuatnya tidak jadi masuk.

"Dam, besok jadinya ngumpul jam berapa?" tanya Fajar saat tak sengaja melihat keberadaan Adam.

"Jam tujuh," jawab Adam sekenanya.

Fajar mengangguk-anggukkan kepalanya. "Anak OSIS mau dibawa berapa orang?"

"Secukupnya."

"Lo kira bumbu dapur, dipake secukupnya? Yang bener jawabnya, Dam."

"Lima."

"Termasuk gue?"

Adam mengangguk. Lalu ia menatap ke sekelilingnya yang ternyata saat ini sudah memasuki waktu istirahat. Dan ada banyak siswi yang sengaja berdiri di dekat mereka hanya untuk menikmati ketampanannya dan Fajar.

"Pergi, Jar."

Fajar menggaruk kepalanya. Iya tertawa sebentar sebelum berujar, "Kan bukan salah gue aja kita jadi bahan tontonan. Lagian lo ngapain di sini? Kalau mau masuk, ya, masuk. Jangan berdiri kayak gak ada tujuan hidup."

"Mau tidur."

Setelah mengatakan itu, Adam masuk ke dalam UKS. Begitu sampai di ranjang yang berada tepat di sebelah gorden yang membentang panjang ke bawah, Adam menarik gorden itu. Tak begitu lebar, tapi cukup untuk menampilkan wajah Khair yang tertidur.

Adam menatap Khair dengan ekspresi datar. Warna merah itu semakin kuat, sampai dari jarak sejauh ini pun Adam sudah bisa melihatnya. Tidak ingin berlama-lama menatap wajah Khair, Adam langsung berbalik dan merebahkan tubuhnya di samping ranjang Khair. Mereka dibatasi oleh kain gorden.

Tak lama, ia benar-benar sudah terlelap.

•••

Khairyah POV

Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Rasanya, beban di pundakku sedikit terangkat. Dua jam tertidur membuatku sangat segar. Tidak lama setelah aku bangun, bel masuk berbunyi. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh tepat. Setelah ini akan ada pelajaran Agama Islam. Aku tidak ingin ketinggalan sedikitpun.

Namun, begitu aku membuka gorden yang tadi aku tarik, seorang Adam yang sedang tidur mengejutkan jiwa dan ragaku. Aku hampir berteriak karena kaget. Sayangnya, aku masih ingat tempat.

Catatan Khairyah [ END ]Where stories live. Discover now