Bagian 31

2.1K 335 20
                                    

"Suaminya penyabar, istrinya manja. Indahnya hubungan yang sedang terjalin~"

- Catatan Khairyah -

💚💚💚

Beberapa Minggu kemudian, Adam sudah rutin kuliah dan bekerja. Setelah menerima hotel yang Papa kasih, yaitu Hotel Khairyah,  Adam sudah mulai bekerja. Dia berangkat pagi. Pulangnya, terkadang siang, kadang juga sampai sore. Kalau malam, Adam selalu di rumah.

Katanya, Adam tidak mau meningalkanku seorang diri di rumah. Aku tidak kuliah karena melihat Kak Balqis yang kesulitan membagi waktu padahal Kak Balqis sangat telaten. Mau kuliah pun aku bingung, karena jujur saja aku tidak terlalu menonjol di bidang apa pun. Untuk ujian, mungkin aku mampu, karena sebelum ujian selalu belajar lebih dulu. Untuk mendalami, aku buntu. Karena aku tidak tahu dan tidak pernah mencoba untuk mengetahui di mana bidangku.

Yang aku tahu, selama SMA, aku paling banyak mendalami agama. Dan mendalami agama tidak perlu sambil kuliah. Terkadang, jika aku ingin tahu tentang sesuatu, aku menemui Ustazah Hanifah, temannya Mama yang pernah belajar di pesantren dan menjadi ustazah.

Sekarang, aku hanya bersantai di atas tempat tidur. Aku sudah masak, sudah menyuci, sudah menjemur, sudah menyapu dan mengepel, semuanya sudah kukerjakan. Sampai rasanya aku bingung, apalagi yang harus kulakukan. Pada akhirnya, aku mentok di baca buku. Kadang buku untuk menambah pengetahuan, kadang juga buku fiksi.

Bosan, aku membuka ponselku. Ternyata Adam sudah memberiku pesan sejak sepuluh menit yang lalu. Aku sengaja mematikan nada dering karena saat malam hari, pesan siaran atau pesan dari operator suka masuk dan membuatku sedikit kesal karena harus terbangun. Adam juga seperti itu.

Zauji

Ayang

Iya, Zauji?

Kenapa lama balas? Lagi ngapain?

Tadi lagi baca buku.
Memangnya kenapa?

Mau main ke sini? Rasanya sepi kalau gak ada kamu, Yang

Ya udah bentar, aku cari ojol dulu.

Jangan pakai ojol. Biar aku yang jemput.
Tiga puluh menit, kamu harus udah siap.

Saat aku ingin membali membalas, Adam sudah langsung mematikan ponselnya. Terbukti dari tulisan 'terakhir dilihat' yang berada tepat di bawah namanya.

Melihat hal itu, aku langsung bersiap. Aku memakai gamis panjang berwarna hitam dengan khimar senada. Wajahku kupoles tipis dengan bedak krim dan padat. Kemudian memakai celak dan liptint dengan warna ombre.

Setelah itu, aku memasukkan barang-barang ke dalam tas selempang yang biasa aku gunakan. Lalu kuambil kaus kaki hitam dari dalam lemari dan sendal tali yang sedikit ber-hak.

"AYANG!!"

Iya, itu suamiku. Suamiku yang kalem, lugu, dan irit bicara. Yang barusan adalah sifat barunya. Sifat manja yang hanya akan ditujukan padaku.

"Sebentar!" balasku.

Dengan cepat aku pakai kaus kaki dan sendal tadi. Lantas langsung berlari ke depan. Memandang Adam yang duduk di atas motot matic warna hitam kesayangannya. Dalam hati, aku selalu bersyukur. Karena motornya bukan seperti milik Bang Shaka. Yang setiap aku dibonceng menyebabkan sakit pinggang serta kaki yang harus menahan di pijakan kaki agar tidak terus-terusan maju dan menubruk tubuh Bang Shaka. Sakit, cuy!

Catatan Khairyah [ END ]Where stories live. Discover now