Bagian 18

2.3K 370 77
                                    

"Terkadang, ada beberapa rahasia yang harus tetap menjadi rahasia. Namun, jika keadaan sudah mendesak, ada baiknya dijelaskan secara perlahan. Supaya si penerima dapat mencerna dengan baik, dan tidak akan salah paham."

- Muhammad Adam -

💚💚💚

Aku memandang wajah serius Adam cukup lama setelah ia mengatakan fakta yang sangat mengejutkan. Bagaimana tidak mengejutkan? Dia mengaku sebagai suamiku. Padahal kami tidak pernah duduk berdua, tidak pernah menghias rumah untuk akad, tidak pernah berdiskusi untuk menjadi pasangan suami istri, juga tidak pernah menyatakan perasaan masing-masing.

"Rasulullah pernah berkata bahwasannya ia tidak menemukan solusi untuk dua orang yang saling mencintai selain menikah."

"Tolong jangan bercanda lebih dari ini. Tolong, Adam."

Adam mundur dan menutup pintu. Kemudian ia duduk di kursi pengemudi. Tangannya terulur memegang kedua lenganku guna memfokuskan arahku padanya.

"Aku pernah menyentuhmu?" tanyanya.

Aku menggeleng. Tentu saja tidak. Hari ini adalah kali pertamanya Adam menyentuhku. Aku pun terkejut dengan hal itu.

"Aku menyentuhmu karena aku suamimu. Aku dan kamu sudah menjadi halal. Kamu amanah yang diberikan papa padaku."

"ADAM KITA TIDAK PERNAH MENIKAH!" teriakku karena kesal dengannya. Daritadi dia hanya menyebutkan suami, suami, dan suami. Apanya yang suami?!

Dengan gerakan yang sangat cepat, Adam menarik tubuhku dan memelukku dengan erat. Aku meronta, tapi Adam tidak mau melepaskanku. Jangankan melepaskan, ia malah mengeratkan pelukannya. Tunggu, aku gak akan berdosa, 'kan? Aku dipaksa. Pelukan ini, Adam yang memaksa!

"Maaf karena sudah merahasiakannya darimu," kata Adam.

"Apa?" tanyaku.

"Aku sudah mengucapkan akad nikah kita di depan papa. Aku sudah menjadi suamimu sejak seminggu yang lalu. Kemarin itu, rencananya mau basa basi dulu, lalu menceritakan semuanya padamu. Tapi kamu masih marah dan mengabaikan semuanya. Maaf," jawab Adam.

"Adam aku masih gak ngerti, seminggu yang lalu? Lantas kenapa harus dirahasiakan? Memangnya tidak bisa beritahu aku sebelum akad itu berlangsung?" tanyaku lagi.

"Saat itu kamu terlalu fokus belajar sampai kamu rela ada di perpustakaan kota dan menghabiskan waktu di sana. Kamu ingat? Saat kamu di perpustakaan itu, papa mendatangiku. Kemudian menawarkan pernikahan itu padaku. Aku sempat menolak karena aku takut kamu tidak menyukaiku seperti aku yang sudah menyukaimu. Abi sama papa sangat semangat sampai akhirnya aku menerimamu dengan senang hati. Dan ternyata, mereka sudah mengurus semua berkasnya. Aku juga awalnya terkejut, Khair.

Malamnya, aku ingin memberitahumu, tapi kamu sudah tidur dengan sangat nyenyak. Kamu juga tidak tahu, 'kan? Malam itu kamu tidur di pelukanku. Maaf jika aku menyentuhmu tanpa izin, tapi itu ingin aku jadikan bukti bahwa kamu sudah menjadi istriku."

Aku terdiam. Otakku masih mencerna dengan baik apa yang sudah Adam jelaskan. Papa sama Om Rafi sudah mengurus semuanya tanpa persetujuan kami? Bagaimana jika saat itu aku tidak suka dengan Adam? Bagaimana jika saat itu aku sedang bertengkar dengan Adam? Karena pada dasarnya sistem wali mujbir juga memiliki aturan-aturannya.

Catatan Khairyah [ END ]Where stories live. Discover now