Part .1

624 26 2
                                    

Hujan turun lumayan deras malam ini, saat ini pukul 22.17 dan jalanan sudah sepi, bahkan hanya beberapa lampu yang menyala, membuat suasana di sana semakin mencekam.

Seorang wanita berumur sekitar 20 tahun sedang berjalan sendirian di jalanan tersebut sembari memegang erat payung birunya, sesekali ia melihat ke kanan dan kiri.

Suara hewan malam yang terdengar di telinga nya semakin membuat nya takut, dan semakin mempererat genggaman di payungnya juga mempercepat langkahnya.

Sampai ia tidak memperhatikan jalan nya yang semakin ke tengah jalan, karena ia terus melihat ke belakang. Tiba tiba terdengar klakson mobil taksi yang berada tepat di depan nya.

Ia hanya bisa berteriak dengan tangan yang refleks melepas payung nya sehingga payung tersebut terbang entah ke mana.

Lalu dalam hitungan detik ia sudah jatuh dan berguling ke pinggir jalan, lalu kening gadis tersebut terbentur trotoar hingga darah mengalir karena benturan tersebut cukup kencang.

Pengemudi yang mengemudikan taksi tersebut pun turun dengan wajah yang khawatir, ia tidak meninggalkan wanita itu sendirian dengan darah yang mengalir di sana, ia melepas jaket rajut nya dan menempelkannya di kening gadis itu, setelah itu ia pergi, namun sebelum pergi, ia mengambil tas yang dibawa oleh gadis tersebut.

Saat di mobil, supir taksi itu pun menjalankan taksi tersebut dengan kecepatan yang lumayan tinggi, dalam hatinya, setidak nya aku sudah berusaha untuk membuat darah gadis itu tidak terus mengalir, lagi pula itu bukan salah ku, itu salah nya karena berjalan ditengah jalan.

Supir taksi itu tidak mau rasa bersalah menghantui nya, soal tas? Entahlah.

Jaket supir taksi itu tidak benar benar menghentikan darah yang keluar dari kening si gadis, ia hanya memperlambat, karena darah nya terus merembes dan ikut mengalir dengan air hujan yang turun saat itu.

Beberapa menit kemudian, mobil dengan kecepatan sedang lewat jalan itu, seorang pengemudi laki laki dengan wajah tampan yang seakan bersinar ditengah gelapnya malam, berusaha untuk tidak peduli, toh itu bukan salahku, ucap nya dalam hati.

Namun baru beberapa meter ia melewati gadis itu, ia memundurkan mobil tersebut dan berniat ingin menolongnya, entahlah.

Laki laki itu keluar dari mobil mewahnya dan menghampiri gadis tersebut, lalu membawa nya ke kursi tengah, menidurkan nya perlahan, setelah itu mengambil kotak P3K di bagasi mobilnya.

Dengan hati hati ia mengobati kening gadis tersebut lalu melilitkan kain Casa di kening gadis itu untuk membantu darah berhenti. Saat sudah selesai, ia segera mengemudikan kembali mobilnya dan membawa gadis itu ke rumahnya.

Ya, ke rumah nya, kenapa tidak ke rumah sakit? Karena ia benar benar orang yang tidak bisa berbicara dengan siapa pun kecuali tentang bisnis.

Saat sampai di rumah laki laki itu yang terkesan nyaman, laki laki itu segera membawa gadis tersebut menuju kamarnya, karena hanya ada satu kamar di sana.

Setelah itu ia segera memanggil dokter pribadi ke percayaan nya, dokter tersebut melepas perban nya dan membersihkan kening gadis tersebut terlebih dahulu.

"Bagaimana?" Ucap laki laki itu dengan singkatnya.

"Baik, hanya saja... Besar kemungkinan ia kehilangan ingatannya, karena benturan yang keras di dahi nya, perkiraan saya, ia akan mengalami amnesia yang cukup berat, tetapi benturan di kepalanya tidak merusak saraf nya, ia juga kehilangan banyak darah," ucap dokter wanita itu dan menjelaskan lebih rinci lagi.

"Apa golongan darahnya?"

"AB+"

"Akan aku urus semuanya, mari ku antar ke depan," ya, sudah berbicara panjang lebar, lelaki tampan itu justru seolah mengusir si dokter.

ConfusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang