Part .18

37 3 0
                                    

Bukan Mernz melarang Lornz untuk berkeliaran di alam bebas dan mendapati kebahagiaan nya, hanya saja, musuhnya mengetahui keberadaan Lornz di hidupnya, ia hanya takut kalau Lornz di buru oleh banyak musuhnya dan berakhir mati.

Apalagi jika Lornz dijadikan sebagai ancaman.

*****

Setelah beberapa jam bermain dengan Lornz, Mernz membiarkan Lornz untuk beristirahat, ia pergi ke ruangannya.

Mernz menekan tombol di atas mejanya, dan beberapa saat kemudian tangan kanannya yang bernama Kyle datang.

"Siang tuan,"

"Bagaimana para tahanan?"

"Mereka masih tidak mau mengaku siapa yang telah menyuruh mereka untuk menyerang tempat ini, namun bisa saya pastikan siapa orang yang memimpin penyerangan ini,"

"Bagus, antar saya ke tempatnya."

*****

"Jika kau tidak diam dan tetap memberontak, tuan sendiri yang akan menyiksa mu, dengan, caranya."

Pintu ruangan itu terbuka dan bayangan tubuh tegap seorang lelaki langsung menutupi cahaya yang seharusnya menyinari.

"What's your name?" Tanya Mernz sembari mendekati tahanan itu dengan langkah pelan, tahanan itu tak menjawab, justru meludah ke arah samping.

"Is he Indonesian?" Tanya Mernz pada Kyle.

"Yes, sir."

"Siapa namamu?" Lagi lagi tahanan itu tak menjawab. Salah satu anak buah Mernz hendak menendang tahanan itu, namun di tahan oleh Mernz.

"Stop, kita tidak boleh kasar terhadap tamu, bukan?"

"I asked again, what's your name?"

"Don't want to answer, huh?" Lalu Mernz melangkahkan kakinya menuju sudut ruangan yang terdapat meja yang di atasnya terdapat berbagai macam alat untuk, menyiksa?

Mulai dari yang paling tumpul, hingga paling tajam, dari yang paling kecil hingga paling besar, ada di meja tersebut.

Mernz memilih untuk mengambil alat penyetrum dengan tegangan listrik sebesar 79 volt.

Menyalakannya, lalu mengitari tahanan tersebut sembari mendekatkan alat penyetrum itu.

"Answering, or pain?"

Satu

Satu kali sudah Mernz menempelkan alat itu yang berhasil membuat tahanannya mendesis.

"Baik, baik, akan ku jawab, ku mohon, jangan tempelkan benda sialan itu ke tubuh ku lagi,"

"Lemah ternyata," wajar jika Mernz mengatakan hal itu, semua anak buah nya sudah melalui banyak uji coba, termasuk di setrum dengan tegangan listrik 35.000 volt, tidak lebih parah dari pistol kejut polisi, bukan? Tentunya setelah Mernz merasakannya.

Lalu Mernz berjalan ke depan tahanan itu dan tidak mengucap apapun, menunggu penjelasan.

"Namaku Z1 P."

"Anak buah terakhir generasi pertama keluarga Peter, huh? Sudah kuduga."

"Ku kira, sudah tidak ada generasi pertama di dunia." lanjutnya.

"Tapi sebentar lagi, akan. Musnah."

"Jangan bunuh dia, aku yang akan melakukannya, tetap beri makan, namun dengan menu tingkat 3, mengerti?" Jelas Mernz pada anak buahnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan ruangan itu.

"Kau jalankan tugas mu." ucap Mernz pada Kyle yang mengikuti jejak nya menuju ruangannya.

"Baik, tuan."

ConfusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang