Special Part .26

48 3 0
                                    

Dengan sedikit kesadaran, ia mendengar dengan samar seseorang yang memanggil namanya, dengan lirih ia mengucap 'tolong' bahkan hampir tidak bersuara.

Tangan yang mencoba menggapai sesuatu, namun yang ia rasakan hanya udara, tidak ada apa-apa. Ia mencoba untuk tetap menjulurkan lengannya pada seseorang yang sedang menghampirinya, namun ketika sedikit lagi orang itu sampai, lengannya justru terjatuh di atas tanah, dan kelopak matanya perlahan tertutup.

Semuanya gelap.

*****

Veronica menampar kecil pipi Roseanne, berharap gadis cantik itu terbangun, namun tidak ada reaksi apapun.

"Minyak!" Bentaknya pada orang disekitar yang sedang menatap tegang pada Roseanne.

"Kalian jangan berdiri terlalu dekat, bagaimana kalau ia kesulitan bernafas?" Veronica terus marah, membentak orang disekitarnya karena ia mulai frustasi. Tessa tak kunjung bangun.

"Siapa tadi yang terakhir kali bersama Rose?" Tanya Veronica, pada semua orang yang berada pada ruangan itu, saat ini mereka sedang berada di ruang rapat pada kediaman Alterio, sedangkan Roseanne sudah dipindahkan ke kamar Leon bersama dokter.

"Aku lihat, tadi kak Rose berjalan menuju dalam, lewat pintu dekat dapur, seingat ku, kak Rose bilang kalau ingin memanggil bang Leon," jelas Ashley.

"Leon?" Tanya Veronica dengan sedikit menekan ucapannya.

"Aku bersama dad tadi mom," jawab Leon santai. Lelaki sialan itu.

"Jangan jangan, ia mendengar semua percakapan kita tadi?" Tebak Thomas.

"Lalu? Apa percakapan tadi berpengaruh pada kesehatannya?"

"Son, ia amnesia, mungkin saja ada perkataan mu yang membuat dirinya mengingat sesuatu,"

"Memang apa isi percakapan kalian?" Tanya Veronica.

"Nanti ku ceritakan," jawab Thomas.

"Come on dad! Jangan buat kami jadi arwah penasaran bahkan sebelum kami mati," kesal Veron, karena sedari tadi ia menyimak untuk mengetahui asal-usul dari permasalahannya.

Lalu Thomas menceritakan semuanya.

"Apa mau mu Leon?" Tanya Veronica, jika biasanya ia akan mengalah dengan salah satu jiwa anaknya itu, maka sekarang tidak, ia lelah.

"Tidak ada, lagi pula, bukankah bagus kalau ia langsung bisa mengingat segalanya?"

"Terserah kau saja," lalu Veronica berjalan menuju kamar Leon, untuk memeriksa bagaimana keadaan Roseanne.

Saat Veronika sudah keluar ruangan, dan menutup pintu,"kalian semua jangan keluar!" Perintah Leon pada semua anggota keluarga yang berada dalam ruangan, Ashley yang sudah mencapai gagang pintu sampai terperanjat.

Secara bersamaan mereka semua menoleh menatap Leon.

"Percaya atau tidak, kalian harus mendengarkan penjelasanku, dan mengikuti alur yang sudah ku persiapkan,"

*****

"Lima belas menit lagi..." Ucap Rico yang sudah siap dengan Rheinmetall MG 3 dihadapannya. Diproduksi oleh Jerman, MG 3 adalah senjata di balik garda depan. Dia mampu menjadi senapan mesin ringan ataupun berat.

Arvid dengan M2HB "Ma Deuce" CMG, di Diproduksi di Amerika Serikat, dikenal sebagai "The Fifty" atau "Ma Deuce", senapan ini telah digunakan lebih banyak daripada senapan mesin lainnya. Kaliber senapan ini sangat besar yakni 50 dan tunas sekitar 500 putaran per menit.

Dan Matias dengan Lee-Enfield, pada 1895, senapan Lee-Enfield dipakai oleh angkatan Britania Raya dan negara Persemakmuran lainnya. Lee-Enfield mampu memuat satu magasin dengan 10 selongsong peluru .303 British. Akurasi Lee-Enfield mencapai maksimal 503 meter - 2,7 kilometer di pemandangan terbuka.

ConfusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang